Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) mengapresiasi Polri yang telah menerima penyandang disabilitas sebagai anggota Polri.
"Alhamdulillah, kita melihat saudara-saudara kita dari kelompok disabilitas mulai banyak diterima menjadi anggota Polri dan hasil riset kita di lapangan, kebijakan Polri ini banyak diapresiasi," kata Direktur Eksekutif Lemkapi Dr Edi Hasibuan dalam keterangan pers di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan penyandang disabilitas kini telah memanfaatkan kesempatan menjadi bagian dari aparat penegak hukum dengan menjadi anggota Polri.
Edi menyebutkan sedikitnya 37 penyandang disabilitas telah mengikuti rekrutmen menjadi bintara Polri di seluruh Indonesia pada 2024 ini.
Menurut dia, rekrutmen Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) pada 2024 juga diikuti kelompok disabilitas sehingga dua orang dinyatakan lulus tes.
"Kami apresiasi kebijakan Polri yang memperhatikan kelompok disabilitas jadi anggota Polri. Polisi telah hadir sebagai pelayan pelindung, pengayom dan penolong masyarakat," katanya.
Dia mengatakan keputusan Polri menerima penyandang disabilitas sebagai anggota Polri telah disambut gembira oleh keluarga penyandang disabilitas karena tidak pernah terpikirkan sebelumnya bisa menjadi anggota Polri karena keterbatasan fisik.
"Polri telah memberikan penghormatan yang tinggi dan sekaligus telah menolong kelompok disabilitas," katanya.
Sementara itu, seorang penyandang disabilitas berasal dari Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang dinyatakan lulus menjadi bintara Polri, Nur Fatia Azzahra mengaku perasaan bercampur aduk antara gembira, haru, dan bangga karena berhasil lewati sejumlah tahapan seleksi.
Nur Fatia Azzahra, warga Desa Pemali, Kabupaten Bangka dinyatakan lulus dalam sidang akhir penerimaan Polri Gelombang II Tahun Anggaran 2024 pada hari Jumat (5/7).
"Sekarang ini sedang menyiapkan diri menjelang keberangkatan pendidikan, mulai dari kesiapan fisik, mental, hingga lainnya, karena tantangan-tantangan baru mungkin akan saya hadapi selama pendidikan," ujarnya di Bangka, Ahad (14/7).
Fatia mengapresiasi kepolisian yang telah memberikan ruang bagi kelompok disabilitas untuk seleksi khusus menjadi bintara Polri.
Ia berharap perjuangan mengikuti pendidikan Polri dapat memberikan suntikan motivasi bagi penyandang disabilitas lain.
"Saya ingin melihat lebih banyak disabilitas yang sukses, selalu percaya pada diri sendiri. Keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya, buktikan bahwa disabilitas juga bisa berprestasi," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Alhamdulillah, kita melihat saudara-saudara kita dari kelompok disabilitas mulai banyak diterima menjadi anggota Polri dan hasil riset kita di lapangan, kebijakan Polri ini banyak diapresiasi," kata Direktur Eksekutif Lemkapi Dr Edi Hasibuan dalam keterangan pers di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan penyandang disabilitas kini telah memanfaatkan kesempatan menjadi bagian dari aparat penegak hukum dengan menjadi anggota Polri.
Edi menyebutkan sedikitnya 37 penyandang disabilitas telah mengikuti rekrutmen menjadi bintara Polri di seluruh Indonesia pada 2024 ini.
Menurut dia, rekrutmen Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) pada 2024 juga diikuti kelompok disabilitas sehingga dua orang dinyatakan lulus tes.
"Kami apresiasi kebijakan Polri yang memperhatikan kelompok disabilitas jadi anggota Polri. Polisi telah hadir sebagai pelayan pelindung, pengayom dan penolong masyarakat," katanya.
Dia mengatakan keputusan Polri menerima penyandang disabilitas sebagai anggota Polri telah disambut gembira oleh keluarga penyandang disabilitas karena tidak pernah terpikirkan sebelumnya bisa menjadi anggota Polri karena keterbatasan fisik.
"Polri telah memberikan penghormatan yang tinggi dan sekaligus telah menolong kelompok disabilitas," katanya.
Sementara itu, seorang penyandang disabilitas berasal dari Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang dinyatakan lulus menjadi bintara Polri, Nur Fatia Azzahra mengaku perasaan bercampur aduk antara gembira, haru, dan bangga karena berhasil lewati sejumlah tahapan seleksi.
Nur Fatia Azzahra, warga Desa Pemali, Kabupaten Bangka dinyatakan lulus dalam sidang akhir penerimaan Polri Gelombang II Tahun Anggaran 2024 pada hari Jumat (5/7).
"Sekarang ini sedang menyiapkan diri menjelang keberangkatan pendidikan, mulai dari kesiapan fisik, mental, hingga lainnya, karena tantangan-tantangan baru mungkin akan saya hadapi selama pendidikan," ujarnya di Bangka, Ahad (14/7).
Fatia mengapresiasi kepolisian yang telah memberikan ruang bagi kelompok disabilitas untuk seleksi khusus menjadi bintara Polri.
Ia berharap perjuangan mengikuti pendidikan Polri dapat memberikan suntikan motivasi bagi penyandang disabilitas lain.
"Saya ingin melihat lebih banyak disabilitas yang sukses, selalu percaya pada diri sendiri. Keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya, buktikan bahwa disabilitas juga bisa berprestasi," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024