Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura mengembangkan media pembelajaran baru berbasis Virtual Reality (VR) bagi pembelajaran sejarah.

"Seperti yang kita tahu, VR adalah media yang mampu membawa penggunanya seolah-olah berada di tempat lain. Ini sangat membantu guru dalam mengajarkan bangunan-bangunan atau tempat bersejarah yang ada di Indonesia," ujar Kepala Program Studi (Prodi) Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Tanjungpura, Andang Firmansyah saat diwawancarai di Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa penggunaan VR dalam pembelajaran sejarah dapat membantu pengajar menjelaskan materi pembelajaran sejarah.

Teknologi Virtual Reality (VR) dapat memberikan pengalaman kepada pengguna seolah-olah mereka berada di tempat lain secara nyata.

Dalam konteks pendidikan, ini sangat bermanfaat bagi guru dalam mengajarkan bangunan-bangunan atau tempat bersejarah di Indonesia.

Melalui VR, siswa dapat mengunjungi lokasi bersejarah tersebut tanpa harus berada di sana secara fisik, sehingga membantu mereka memahami lebih baik dan mendapatkan pengalaman visual yang mendalam tentang situs-situs penting dalam sejarah Indonesia.

Untuk mewadahi pengembangan media pembelajaran VR tersebut, Prodi Pendidikan Sejarah mengadakan workshop yang dihadiri oleh guru-guru sejarah di Pontianak sebagai peserta.

Dalam workshop ini, para guru diajari cara membuat model VR sederhana melalui smartphone oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah.

Selaras dengan itu, mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah yang menjadi pemateri workshop, Handoyo mengatakan, Virtual Reality (VR) dapat digunakan untuk mengemas tiga dimensi waktu — masa lalu, masa kini, dan masa depan — dalam satu pengalaman yang utuh. 

"Penggunaan teknologi VR dapat merekonstruksi dan memvisualisasikan peristiwa sejarah dari masa lalu, seolah-olah kita sedang mengalami atau menyaksikan kejadian tersebut secara langsung," kata Handoyo.

Pengembangan media pembelajaran berbasis VR bagi pembelajaran sejarah mendapat antusiasme yang tinggi dari guru-guru sejarah di Pontianak.

"Jadi, pembuatan media pembelajaran berbasis Virtual Reality ini sangat bagus sekali dan bermanfaat bagi sekolah kami, terutama seperti SMK dan SMA Negeri di Pontianak, yang kurang sekali tempat-tempat wisata sejarah. Jadi, kita bisa melihat tempat wisata sejarah di daerah lain," kata Ifna, Guru Sejarah SMA Negeri 7 Pontianak.

Adanya VR, menurut dia, guru sejarah dapat mengantisipasi kekurangan tempat wisata sejarah di Pontianak dan bisa menggunakannya untuk menghadirkan pengalaman sejarah yang sulit diakses secara fisik.

Prodi Pendidikan Sejarah berharap para peserta, terutama para guru dapat menerapkan VR dalam pembelajaran sejarah di kelas masing-masing. 

Media Pembelajaran Virtual Reality (VR) ini dapat menjadi salah satu inovasi pembelajaran yang membantu kegiatan pembelajaran sejarah.
Peserta workshop pengembangan pembelajaran berbasis Virtual Reality berfoto bersama panitia dan Kepala Prodi Sejarah FKIP Untan, Andang Firmansyah (kemeja batik), di Pontianak, Minggu (29/9/2024). (ANTARA/HO-Edo Saputra)


 

Pewarta: Edo Saputra/magang FKIP Untan

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024