ICRAF Indonesia menyampaikan hasil riset proyek Peat-IMPACTS kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) sebagai bentuk akhir dari program yang telah berlangsung selama lima tahun, menjelang penutupannya pada Desember mendatang.
"Hasil riset ini dirangkum dalam dokumen Rekam Jejak Peat-IMPACTS, yang secara simbolis diserahkan oleh Direktur ICRAF Indonesia Andree Ekadinata kepada bapak Plh. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kalbar Amung Hidayat di Pontianak, kemarin," kata Koordinator Proyek Peat-IMPACTS Indonesia,Feri Johana, di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan dokumen tersebut mencakup rangkuman kolaborasi dan hasil riset yang dilakukan ICRAF bersama mitra-mitra di Kalbar, termasuk perhitungan emisi karbon di lahan gambut yang melibatkan Kementerian Pertanian dan BRIN.
"Dokumen ini merupakan rekam jejak kegiatan lima tahun, yang memuat segala bentuk kerja sama dalam proyek Peat-IMPACTS di berbagai tingkatan," tuturnya.
Selain memuat perhitungan emisi, lanjutnya, dokumen ini mengulas penyusunan perlindungan ekosistem gambut di Kalbar dan langkah intervensi pendanaan di tingkat kabupaten serta desa. Feri berharap dokumen ini dapat dibaca dengan mudah dan menjadi panduan bagi pengelolaan gambut pada masa mendatang.
"Kami susun sedemikian rupa agar cepat dipahami, sehingga lebih efektif sebagai panduan pengelolaan gambut yang berkelanjutan," kata dia.
Direktur ICRAF Indonesia Andree Ekadinata menekankan pentingnya riset Peat-IMPACTS dalam mendukung keberlanjutan lahan gambut.
"Ekosistem gambut di Kalbar memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim, penyimpanan karbon, dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Hasil riset ini diharapkan mampu mendorong langkah keberlanjutan ke depannya," kata Andree.
Kepala DLH Kalbar Amung Hidayat mengapresiasi kontribusi ICRAF di Kalbar dan mengungkapkan komitmen pemerintah untuk melanjutkan capaian dari program tersebut, yang dinilai penting dalam upaya pengelolaan gambut secara lintas sektor pada lahan gambut seluas 2,7 juta hektare.
"Kami bertekad menjaga kelestarian gambut ini, sehingga masyarakat sekitar turut merasakan manfaatnya," kata Amung.
Pada kesempatan itu Andree juga mengapresiasi kontribusi para pemangku kepentingan, kelompok masyarakat, dan mitra yang turut mendukung keberlanjutan ekosistem gambut.
"Melalui penghargaan #Pahlawan Gambut Award, berbagai pihak diharapkan semakin terinspirasi untuk menjaga lahan gambut sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim di Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Hasil riset ini dirangkum dalam dokumen Rekam Jejak Peat-IMPACTS, yang secara simbolis diserahkan oleh Direktur ICRAF Indonesia Andree Ekadinata kepada bapak Plh. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kalbar Amung Hidayat di Pontianak, kemarin," kata Koordinator Proyek Peat-IMPACTS Indonesia,Feri Johana, di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan dokumen tersebut mencakup rangkuman kolaborasi dan hasil riset yang dilakukan ICRAF bersama mitra-mitra di Kalbar, termasuk perhitungan emisi karbon di lahan gambut yang melibatkan Kementerian Pertanian dan BRIN.
"Dokumen ini merupakan rekam jejak kegiatan lima tahun, yang memuat segala bentuk kerja sama dalam proyek Peat-IMPACTS di berbagai tingkatan," tuturnya.
Selain memuat perhitungan emisi, lanjutnya, dokumen ini mengulas penyusunan perlindungan ekosistem gambut di Kalbar dan langkah intervensi pendanaan di tingkat kabupaten serta desa. Feri berharap dokumen ini dapat dibaca dengan mudah dan menjadi panduan bagi pengelolaan gambut pada masa mendatang.
"Kami susun sedemikian rupa agar cepat dipahami, sehingga lebih efektif sebagai panduan pengelolaan gambut yang berkelanjutan," kata dia.
Direktur ICRAF Indonesia Andree Ekadinata menekankan pentingnya riset Peat-IMPACTS dalam mendukung keberlanjutan lahan gambut.
"Ekosistem gambut di Kalbar memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim, penyimpanan karbon, dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Hasil riset ini diharapkan mampu mendorong langkah keberlanjutan ke depannya," kata Andree.
Kepala DLH Kalbar Amung Hidayat mengapresiasi kontribusi ICRAF di Kalbar dan mengungkapkan komitmen pemerintah untuk melanjutkan capaian dari program tersebut, yang dinilai penting dalam upaya pengelolaan gambut secara lintas sektor pada lahan gambut seluas 2,7 juta hektare.
"Kami bertekad menjaga kelestarian gambut ini, sehingga masyarakat sekitar turut merasakan manfaatnya," kata Amung.
Pada kesempatan itu Andree juga mengapresiasi kontribusi para pemangku kepentingan, kelompok masyarakat, dan mitra yang turut mendukung keberlanjutan ekosistem gambut.
"Melalui penghargaan #Pahlawan Gambut Award, berbagai pihak diharapkan semakin terinspirasi untuk menjaga lahan gambut sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim di Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024