Pontianak (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kalimantan Barat bersama World Agroforestry (ICRAF) Indonesia menyelenggarakan lokakarya sehari dengan tema "Pahlawan Gambut Menuju Pengelolaan Ekosistem Gambut Berkelanjutan di Kalimantan Barat".
"Lokakarya sehari ini dijadikan sebuah momentum untuk menyampaikan perkembangan implementasi riset-aksi Peat-IMPACT Indonesia di Kalimantan Barat, sekaligus menghimpun pandangan dan gagasan dari para pemangku kepentingan tentang pengelolaan ekosistem gambut berkelanjutan di Kalimantan Barat," kata Direktur ICRAF Indonesia Dr Sonya Dewi di Pontianak, Rabu.
Harapannya, kata dia, dari kegiatan tersebut akan terkumpul masukan dan saran terkait dengan intervensi yang lebih tepat sasaran dalam tata kelola gambut, baik tingkat provinsi, kabupaten, maupun tingkat tapak.
Dia menjelaskan kegiatan Peat-IMPACTS akan dilakukan hingga 2024, bergandengan tangan dengan pemerintah dan mitra pembangunan lain, salah satunya dengan Indonesian Soil Research Institute (ISRI), Kementerian Pertanian.
Hadir juga pada lokakarya hari ini para peneliti muda gambut yang akan menjadi kader di masa depan dalam pengelolaan gambut lestari di Kalimantan Barat.
"Selama ini, ICRAF bersama ISRI menjalankan riset-aksi Peat IMPACTS dengan pendekatan 'evidence-based', yakni pendekatan penelitian yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah melalui pengumpulan data dan informasi untuk menjadi dasar dari proses tata kelola gambut. Opsi dan solusi strategis yang sesuai dengan konteks lokal dan sejalan dengan aspirasi daerah akan dibangun untuk menemukan solusi terbaik, secara partisipatif," tuturnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kalimantan Barat, Adi Yani, menyampaikan ekosistem gambut di Kalimantan Barat merupakan bagian dari isu lingkungan yang penting untuk dilestarikan.
"Hal ini pun telah menjadi isu nasional dan juga global. Bencana kebakaran yang memengaruhi penghidupan masyarakat baik sosial maupun ekonomi, mendorong Pemerintah Kalimantan Barat memberikan perhatian khusus, utamanya kepada pemahaman pengelolaan, perlindungan terhadap ekosistem gambut," katanya.
Selama ini, katanya, berbagai upaya telah dilakukan Provinsi Kalimantan Barat bersama berbagai unsur pemerintah, swasta dan mitra, satgas lingkungan hidup melalui upaya resolusi lahan gambut. Pemerintah provinsi juga mengapresiasi kepada ICRAF yang juga tengah melakukan kegiatan penelitian Peat-IMPACTS Indonesia.
"Kami berharap akan terlahir inovasi dan solusi yang bersifat permanen, serta solusi lain dalam hal pembukaan lahan tanpa bakar, inovasi pertanian, peningkatan kapasitas seluruh 'stakeholder' (pemangku kepentingan) terkait. Harapannya kita akan mendapatkan kesejahteraan masyarakat meningkat dan ekosistem gambut lestari tercapai dan berkelanjutan di Kalimantan Barat," katanya.
Peat-IMPACTS menjalankan jenama #PahlawanGambut yang merupakan gerakan untuk menghimpun pengetahuan, pembelajaran, pemahaman serta berbagai ide terkait dengan pengelolaan gambut berkelanjutan oleh para penggiat, peneliti, pelaku usaha, petani dan generasi muda di ekosistem gambut.
Semangat #PahlawanGambut adalah semangat kemitraan yang mendorong kerja bersama dengan pemerintah, asosiasi pengusaha, akademisi, dan petani. Diilhami dengan kata "membersamai", solusi bersama untuk pengelolaan gambut secara berkelanjutan dirumuskan bersama-sama dengan semua pihak.