Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat Edi Suryanto mengatakan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan XI sebagai wujud dan sarana meningkatkan kompetensi diri seorang pemimpin.
"Jadi PKP ini bukan semata-mata untuk syarat naik pangkat melainkan sarana meningkatkan kompetensi diri," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Menurutnya inti setiap jenjang pelatihan kepemimpinan agar menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah.
"Itu aja pelatihan kepemimpinan. Kita dilatih untuk menghadapi perubahan. Tidak ada yang pasti kecuali perubahan itu sendiri," katanya.
Ia mengatakan bahwa di pemerintahan, substansi dan formalitas harus seimbang. Tugas pimpinan adalah menyeimbangkan supaya formalitas tidak menghambat substansi. Pemimpin harus punya dua hal pertama karakter dan kedua siap menghadapi situasi.
"Pertama karakter, pemimpin benar-benar mengambil keputusan terbaik dan tidak gampang dipengaruhi dalam konteks selama sesuai aturan dan kedua siap tidak kagetan, tiba-tiba perubahan mendadak," katanya menegaskan.
PKP ini diharapkan menghasilkan aparatur Pemkot Pontianak yang mampu membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan atau kemampuan menjabarkan program instansi ke dalam kegiatan instansi. Kemudian kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan.
"Kemudian pemangku kepentingan strategisnya guna melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan serta memimpin keberhasilan pelaksanaan kegiatan pada instansi masing-masing secara efektif dan efisien," kata dia.
Ke depan, pemimpin harus punya kesiapan. Artinya, pemimpin bukan sosok yang mudah bingung, kaget dan gagap teknologi terhadap sebuah perubahan.
“Pola pikirnya adalah, tanpa melanggar peraturan yang berlaku dan tetap berada dalam koridor yang baik, usahakan pekerjaan selalu menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih mudah dan tentunya lebih murah,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Jadi PKP ini bukan semata-mata untuk syarat naik pangkat melainkan sarana meningkatkan kompetensi diri," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Menurutnya inti setiap jenjang pelatihan kepemimpinan agar menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah.
"Itu aja pelatihan kepemimpinan. Kita dilatih untuk menghadapi perubahan. Tidak ada yang pasti kecuali perubahan itu sendiri," katanya.
Ia mengatakan bahwa di pemerintahan, substansi dan formalitas harus seimbang. Tugas pimpinan adalah menyeimbangkan supaya formalitas tidak menghambat substansi. Pemimpin harus punya dua hal pertama karakter dan kedua siap menghadapi situasi.
"Pertama karakter, pemimpin benar-benar mengambil keputusan terbaik dan tidak gampang dipengaruhi dalam konteks selama sesuai aturan dan kedua siap tidak kagetan, tiba-tiba perubahan mendadak," katanya menegaskan.
PKP ini diharapkan menghasilkan aparatur Pemkot Pontianak yang mampu membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan atau kemampuan menjabarkan program instansi ke dalam kegiatan instansi. Kemudian kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan.
"Kemudian pemangku kepentingan strategisnya guna melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan serta memimpin keberhasilan pelaksanaan kegiatan pada instansi masing-masing secara efektif dan efisien," kata dia.
Ke depan, pemimpin harus punya kesiapan. Artinya, pemimpin bukan sosok yang mudah bingung, kaget dan gagap teknologi terhadap sebuah perubahan.
“Pola pikirnya adalah, tanpa melanggar peraturan yang berlaku dan tetap berada dalam koridor yang baik, usahakan pekerjaan selalu menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih mudah dan tentunya lebih murah,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024