Jakarta (ANTARA Kalbar) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta pemerintah
mengkaji ulang rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) 10 persen pada
tahun depan karena industri masih terpukul dengan kenaikan harga gas
sebesar 50 persen.
"Jika Pemerintah menaikkan TDL 10 persen pada tahun 2013, hal itu
akan sangat memberatkan industri dalam negeri," kata Wakil Sekretaris
Jenderal Apindo, Franky Sibarani, di Jakarta, Selasa.
Menurut Franky, masih banyak cara untuk menekan subsidi listrik,
salah satunya adalah dengan mengganti sumber energi primer PLN.
Saat ini, kata dia, energi primer PLN masih banyak yang menggunakan
bahan bakar minyak (BBM) sehingga subsidinya terus membengkak seiring
dengan kenaikan harga minyak.
"Seharusnya energi primer PLN diganti batu bara dan gas sehingga
biaya pokok penyediaan (BPP) listriknya jauh lebih murah," paparnya.
Sementara itu, pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa mengatakan,
meskipun TDL naik 10 persen, kebijakan tersebut masih belum mampu
menutupi mahalnya biaya produksi.
Selain itu, lanjut dia, PLN akan mengalami kesulitan dalam
menurunkan marginnya sebab BUMN listrik itu harus memenuhi sejumlah
persyaratan pinjaman.
"Penurunan margin akan menurunkan kelayakan finansial PLN. Kenaikan
TDL hanya cukup untuk menutupi kenaikan harga bahan bakar saja,"
katanya.
Ia berpendapat pemerintah harus memberikan subsidi pada PLN. Jika
tidak, perusahaan pelat merah itu tidak akan mempunyai cukup finansial
dalam melakukan investasi dan melakukan operasi dengan baik.
"Jika Pemerintah menghentikan subsidi pada PLN, berpengaruh terhadap
kinerja PLN. Dampaknya akan terasa pada konsumen," katanya menandaskan.
(KR-SSB/D007)
Apindo minta rencana kenaikan TDL dikaji ulang
Rabu, 13 Juni 2012 9:22 WIB