Jambi (ANTARA Kalbar)- Koordinator program Pelestarian Harimau Sumatera Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (PHS-TNKS) menyatakan telah berhasil melumpuhkan sampai 100 unit jerat harimau sumatera dalam operasi Ramadhan Sapu Hutan Juli 2012.
"Sedikitnya telah 100 unit jerat harimau yang di pasang para pemburu liar dalam kawasan hutan TNKS telah kita lumpuhkan, kita sita dan selanjutnya dimusnahkan, operasi Ramadhan Sapu Hutan 2012 ini telah dimulai semenjak 30 Juni," kata Koordinator program PHS TNKS, Dian Risdianto di Jambi, Sabtu.
Dikatakannya operasi rutin yang digelar setiap bulan puasa tersebut adalah operasi memasuki tahun ke lima, dilakukan oleh lima unit tim PHS-TNKS di empat blok teritorial harimau Sumatera dalam kawasan TNKS.
"Ada empat wilayah operasi yang merupakan blok-blok teritorial harimau Sumatera seperti di Muko-Muko provinsi Bengkulu, Pesisir Selatan dan Solok Sumbar, Sipirok kabupaten Merangin, Kerinci, dan Bungo di provinsi Jambi,'' ujar Risdi.
Setiap wilayah, tambah dia di sapu oleh satu tim beranggotakan lima orang dari PHS- TNKS serta anggota tim dari media massa yang tahun ini adalah pertama kali dilibatkan secara langsung.
Lebih jauh dia menjelaskan operasi digelar setiap pekan dengan ketetuan 4 hari di lapangan dan 3 hari evaluasi serta koordinasi ulang untuk tahapan berikutnya.
"Operasi di bulan Ramadhan ini rutin digelar karena memang sudah menjadi kebiasaan kalau pada bulan puasa ini tingkat pemasangan jerat harimau oleh para pemburu liar marak di hutan-hutan TNKS, mungkin para pemburu mengira selama puasa petugas tidak akan melakukan operasi karena kelelahan menunaikan ibadah puasa," ungkap Risdi.
Menurut dia, operasi tahap pertama sudah digelar semenjak 30 Juni hingga 15 Juli, saat ini dalam tahap kedua, dan pada 3-6 Agustus adalah operasi lapangan untuk tahap ketiga untuk wilayah operasi di Bungo dan Merangin.
Pada tahap ke tiga nanti kata dia, kembali akan diikuti oleh dua media massa yang akan mengekspos jalannya operasi yakni LKBN Antara dan Tribun Jambi, selain itu juga akan turut serta seorang perwakilan dari grup pecinta harimau Sumatera di jejaring sosial face book yang cukup aktif yakni Trail Generation of Harimau Sumatera (TiGRA).
"Kami mengharapkan dari operasi yang kita gelar dapat menjadi perhatian oleh pemerintah dan masyarakat, kami serius melawan ancaman kepunahan harimau Sumatera yang merupakan salah satu spesies kucing besar yang masih tersisa di Indonesia setelah punahnya harimau Jawa dan harimau Bali," kata Risdi.
Keberadaan harimau Sumatera, kata dia, terus terancam menyusul terus berlangsungnya pembalakan, konversi lahan, perburuan liar, perdagangan organ tubuh harimau, dan ancaman konvesional tradisional seperti terjadinya konflik antar harimau dengan harimau, dengan satwa lainnya dan konflik dengan manusia.
"Saat ini bisa dikalkulasikan dalam kawasan TNKS yang tersebar di empat provinsi yakni Jambi, Bengkulu, Sumbar dan Sumsel hanya tersisa 144 ekor harimau saja," tambahnya.
(PSO-144)