Muara Teweh (ANTARA
News)- Sebanyak 8.872 buah bangunan tersebar di sejumlah kecamatan di
Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah, terendam banjir
akibat meluapnya Sungai Barito yang telah memasuki hari keempat.
"Ribuan rumah warga itu terendam banjir dengan ketinggian air
bervariasi antara 1 - 3 meter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Barito Utara, Guntur Pardede di Muara Teweh, Minggu.
Menurut Guntur, bangunan yang terendam banjir itu tidak saja di
sejumlah desa terutama di pinggiran Sungai Barito juga di kota Muara
Teweh yang saat ini aktivitas masyarakat mulai terganggu, bahkan pusat
perdagangan lumpuh akibat toko dan bangunan lainnya terendam banjir.
Dalam peristiwa banjir ini sebelumnya status yang diberlakukan
pemkab Barito Utara stastus bencana kini ditingkatkan menjadi tanggap
darurat.
"Pemerintah daerah kini mulai memberikan bantuan kepada warga
yang menjadi korban banjir melalui camat dan kepala desa.Kami juga
mendapat bantuan dari sejumlah perusahaan yang akan disalurkan kepada
masyarakat," kata Guntur.
Banjir akibat hujan lebat yang melanda wilayah hulu yaitu wilayah
Kabupaten Murung Raya ini juga merendam 61 unit sekolah,rumah ibadah,
puskesmas dan jalan sepanjang 10 kilometer serta jembatan sebanyak 25
buah.
Selain itu juga merendam 2.753 hektare lahan persawahan di
wilayah Kecamatan Teweh Tengah, Teweh Baru, Teweh Selatan dan Montallat.
"Sampai saat ini belum ada korban jiwa, sedangkan nilai kerugian masih dalam inventarisasi pemerintah daerah," katanya.
Kepala PT PLN Muara Teweh, Irfan Fauzi mengatakan listrik di
sejumlah kawasan diantaranya ratusan rumah di kawasan padat penduduk di
Jalan Merak terpaksa dipadamkan guna mencegah ha-hal yang tidak
diinginkan.
"Alat listrik seperti Kwh meter rumah warga terpaksa di lepas akibat rumah mereka terendam banjir," katanya.
Selain di kawasan kota Muara Teweh, listrik juga dipadamkan di
kawasan Kelurahan Jambu dan Jingah Kecamatan Teweh Baru karena rumah
warga terendam banjir.
Curah Hujan Normal
Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Stasiun Meteorologi Beringin
Muara Teweh, Sunardi mengatakan banjir yang melanda wilayah Kabupaten
Murung Raya dan Barito Utara akibat tingginya curah hujan di wilayah
hulu.
Tingkat curah hujan pada Desember 2012 di wilayah Kabupaten Murung
Raya dan Barito Utara masih dibatas normal yakni sekitar 300 sampai 400
milimeter.
"Sedangkan hujan di wilayah hulu atau kawasan utara Kabupaten
Murung Raya sangat tinggi, sehingga menyebabkan banjir yang terjadi di
dua kabupaten di pedalaman Sungai Barito itu," katanya.
Dia mengakui di wilayah hulu atau sejumlah desa paling utara di
Kabupaten Murung Raya itu tidak dilengkapi alat pengukur curah hujan dan
lainnya, sehingga pihaknya kesulitan mengetahui berapa tingkat curah
hujan saat ini yang diatas normal di wilayah pedalaman tersebut.
Pihaknya meminta kepada pemerintah pusat untuk memasang pengukur cuaca otomatis (AWS=automatic weather station) di sejumlah desa di pedalaman Kabupaten Murung Raya diantaranya di wilayah Kecamatan Sumber Barito dan UUt Murung.
"Dengan alat AWS ini kita dapat mengetahui berapa tingkat curah hujan tersebut," katanya.
(K009)
Ribuan Rumah di Barito Utara Kalteng Dilanda Banjir
Senin, 10 Desember 2012 8:22 WIB