Jakarta (Antara Kalbar) - Indonesia dan Yordania berencana menggelar konferensi Islam dalam pembangunan peradaban dan perdamaian dunia di Jakarta, 23-24 April 2013 guna menghidupkan kembali pesan-pesan perdamaian sekaligus berupaya menghasilkan pembentukan International Islamic School Banking.
Pernyataan itu disampaikan Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, terkait kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah. Konferensi itu sendiri diharapkan dibuka Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan ditutup Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hadir dalam kesempatan itu Tuty Alawiyah, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada tahun 1998 hingga tahun 1999 pada Kabinet Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan. Tampak pula mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Yordania Zainul Bahar Noor dan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian agama Zubaedy.
Sebanyak 300 peserta dari 12 negara diharapkan hadir dalam konferensi itu, yaitu Yordania, Brunei Darussalam, Papua Nugini, Jepang, Taiwan, Palestina, Rusia, Kamboja, Vietnam, Singapura, Malaysia, Serbia, Turki, Inggris, Mesir, Thailand dan Timur Leste. Mereka berasa dari para menteri agama, kalangan professional, akademisi, praktisi di bidang ekonomi.
Tuty Alawiyah, selaku rektor dari Universitas Assyafiiyah menyatakan gembira dapat dilibatkan dalam kegiatan konferensi internasional tersebut. Lima univeristas dilibatkan dalam event tersebut, selain Assyafiiyah juga Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Negeri Jakarta.
Bahrul Hayat menyatakan Indonesia dan Jordania menggelar konferensi tersebut dilatarbelakangi bahwa selama ini Indonesia dijadikan model kerukunan umat beragama.
"Kementerian Wakaf dan Agama Kerajaan Jordania dan Kementerian Agama RI bersepakat menggelar konferensi itu di Jakarta. Tentu dengan harapan dapat mengkaji dan menjelaskan peran Islam dalam pembangunan peradaban manusia yang bermoral", katanya.
Lebih penting lagi adalah mengkaji dan menjelaskan doktrin dan peran Islam dalam mengembangkan sumber daya manusia yang unggul, kompetitif dan berakhlak. Termasuk menjelaskan doktrin dan peran islam dalam mewujudkan kesejahteraan umat, kata Barul.
Tak kalah penting, melalui konferensi tersebut, dapat dipromosikan pesan-pesan Risalah Amman (Amman Message) dan kerukunan dalam beragama (interfaith dialogue) guna mewujudkan dunia yang damai, kata Zainul Bahar Noor.
Indonesia dan Yordania Gelar Konferensi Islam untuk Perdamaian Dunia
Jumat, 19 April 2013 18:02 WIB