Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Koordinator (Menko) Perekenomian, Hatta Rajasa menyatakan optimalisasi pendidikan dan kesehatan akan membawa tingkat perekonomian Indonesia menduduki peringkat ketujuh dunia.
"Pasalnya pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang begitu pesat, hingga saat ini tercatat jumlahnya lebih dari 55 juta orang.," kata Hatta dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa.
Hatta mengatakan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan menjadi kunci, untuk mendongkrak perekonomian di Indonesia.
Terlebih Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi kelas menengah yang berkembang pesat, bahkan tercatat terbesar di Asia Tenggara dan mengalahkan kekuatan ekonomi baru di dunia, seperti China dan India.
Hatta mengungkapkan percepatan pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat ketika didukung peningkatan mutu tenaga kerja yang akan berdampak terhadap penguasaan teknologi dan peningkatan kreasi bangsa.
Pada era reformasi perekonomian gelombang pertama, Hatta menambahkan, Indonesia mampu membuktikan sebagai kekuatan ekonomi yang menduduki peringkat 15 dunia.
"Pada reformasi gelombang kedua, Indonesia harus menekankan pada politik kesejahteraan dengan fokus meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan rakyat,? ungkap Hatta.
Senada dengan Hatta, Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika menyatakan Indonesia berpeluang menduduki posisi tujuh dunia sebagai negara ekonomi.
Erani menjelaskan Indonesia yang menduduki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, dapat mengakumulasikan pendapatan yang besar.
Erani mengutarakan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang menduduki ke-15 dunia dengan catataan 65 persen tenaga kerja hanya lulusan SMP ke bawah.
"Bayangkan bila mutu pendidikan tenaga kerja di Indonesia lebih baik lagi," tegas Erani seraya menambahkan pemerintah Indonesia harus meningkatkan mutu pendidikan, agar mendongkrak penguasaan teknologi.
Lembaga riset internasional, McKinsey Global Institute memperkirakan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada 2030.
McKinsey juga memprediksikan Indonesia bisa memiliki kelas konsumen sebanyak 130 juta jiwa atau tiga kali lipat dibanding saat ini.
Perkiraan tersebut berdasarkan nilai investasi langsung dari luar negeri (FDI) meningkat 26 persen, hingga mencapai rekor tertinggi menjadi 24,6 miliar Dolar AS selama 2012.