Pontianak (Antara Kalbar) - Tim Forensik Veteriner melakukan otopsi terhadap bangkai bekantan yang tewas setelah terkena sengatan listrik di Jalan Adi Sucipto Pontianak pada Minggu (6/4) sore.
Otopsi dilakukan empat dokter hewan di Laboratorium Kesehatan Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar di Pontianak, Selasa.
Tindakan tersebut dimulai sekitar pukul 12.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB.
Huibert, salah seorang dokter hewan yang ikut dalam otopsi menuturkan, sebelumnya bekantan tersebut coba diselamatkan setelah ditemukan terjatuh oleh warga.
"Setelah dievakuasi, namun sayangnya bekantan itu meninggal sekitar pukul 12 tengah malam," kata dia.
Kemudian, dilakukan otopsi dan hasilnya ditemukan memar di bagian tulang velvis yang kemungkinan terkena hantaman benda tumpul.
"Mungkin saja ketika terjatuh, bekantan itu terkena kayu," katanya.
Selain itu, ada akumulasi gas di saluran pencernaan yang kemungkinan disebabkan oleh bakteri.
Lalu, ditemukan pendarahan di dada kanan sebelah dalam. Terhadap pemeriksaan tiga alat gerak yakni kaki kiri dan kanan, dan tangan sebelah kanan. Di tangan sebelah kanan, ditemukan adanya luka bakar.
Di lambung,terisi pakan yang sudah terfermentasi. Kemungkinan, bekantan itu keluar karena lapar, lalu terkena musibah.
Kesimpulan tim, penyebabnya dapat dipicu kejutan listrik tegangan tinggi sehingga menyebabkan bekantan kesulitan bernafas.
Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis.
Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan.
Bekantan merupakan hewan endemik yang hanya ada di Pulau Kalimantan termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam.
Bekantan tersebut akan dimakamkan di Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.