Jakarta (Antara Kalbar) - Perkembangan lagu anak dinilai lesu dalam dua puluh tahun terakhir, baik dari sisi produksi maupun dari sisi materi lagu anak itu sendiri, kata pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ahman Sya.
"Anak-anak dihadapkan dengan lagu yang bukan untuk mereka," kata Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ahman Sya di Jakarta, Selasa.
Menurut dia ada beberapa hal yang cukup mendasar terkait lagu anak di Indonesia di antaranya karena kurangnya lagu yang diperuntukkan bagi usia anak, sehingga keterbatasan pilihan dalam ekspresi seni suara kecuali memilih lagu-lagu yang ada meskipun bukan kategori lagu anak.
Selain itu, ia berpendapat kurang menariknya lagu anak-anak yang ada karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan anak-anak dewasa ini.
"Kurangnya insan kreatif yang melahirkan produksi-produksi lagu anak akibat dari berbagai permasalahan yang terkait dengan industri musik yang belum tertangani secara baik, seperti perlindungan terhadap karya-karya cipta musik," ucapnya.
Padahal, musik memiliki posisi penting untuk membantu perkembangan karakter, kepekaan sosial, kecerdasan intelektual, dan kreativitas anak.
"Melalui musik yang mereka dengar, nyanyikan, dan hayati secara tidak langsung mereka belajar tentang kehidupan," tuturnya.
Untuk menyetimulasi hal itu pihaknya menggelar Lomba Cipta Lagu Anak dan Lomba Menyanyi Solo bagi Anak.
Menurut dia kompetisi itu merupakan salah satu stimulus untuk berkembangnya kreativitas khususnya lagu anak.
"Melalui lomba yang bertema Irama Negeriku ini kita dapat melihat bagaimana perspektif anak tentang dirinya, negaranya, dan dunianya," ujarnya.
Begitu pula keterlibatan pencipta lagu yang berusia dewasa agar bisa dilihat perspektif orang tua/dewasa tentang kehidupan anak masa kini maupun masa depan.
Lomba juga bertujuan untuk menghasilkan lagu anak Indonesia yang bermutu sesuai usianya, meningkatkan motivasi pencipta lagu untuk menghasilkan lagu anak yang berkualitas, memproduksi lagu anak dalam bentuk pertunjukan dan rekaman, serta meningkatkan apreasi terhadap lagu anak-anak.
Lomba cipta itu telah berlangsung sejak April-Juli 2014 diikuti oleh 251 pencipta lagu dengan jumlah lagu yang dilombakan mencapai 344 lagu dan terbuka untuk umum.
Tahun ini pihaknya juga menggelar lomba penyanyi anak yang menyanyikan lagu anak-anak hasil lomba cipta tahun 2013.
Lomba diikuti oleh 83 peserta dan telah terpilih 15 peserta dengan kategori umur 3-6 tahun, 7-9 tahun, dan 10-12 tahun masing-masing 5 peserta.
(H016/C. Hamdani)
Perkembangan Lagu Anak Lesu dalam 20 Tahun
Selasa, 5 Agustus 2014 16:33 WIB