Pekanbaru (Antara Kalbar) - WWF Indonesia bersama Lembaga Eijkmen akan meneliti DNA untuk mengetahui kekerabatan Harimau Sumatera di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling dan di Taman Nasional Tesso Nilo.
"Kita banyak kerja sama, rencananya bersama universitas dan Lembaga Eijkman kita juga teliti DNA Harimau Sumatera yang ada di Rimbang Baling sama yang di Tesso Nilo," kata species specialist WWF-Indonesia, Sunarto di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan, tujuan utama penelitian tersebut untuk mengetahui kekerabatan di kedua kawasan lindung di Riau tersebut. Dengan mengetahui kekerabatannya maka juga bisa mengetahui jelajah Harimau Sumatera.
Meski demikian, ia menyadari penelitian ini bukan pekerjaan mudah mengingat tidak mudah mendapatkan sampel DNA Harimau Sumatera dari kedua kawasan lindung tersebut. "Sulit dapat sampelnya, kadang ketemu fesesnya sudah kering, sudah beberapa bulan, yang jelas tidak mudah".
Harimau Sumatera atau Panthera tigris sumatrae, menurut dia, tidak sama dengan satwa liar lainnya seperti badak di Taman Nasional Ujung Kulon yang lebih mudah diketahui ruang jelajahnya.
"Harimau lebih sulit. Kalau dibandingkan badak di Ujung Kulon ya jelas beda, karena ruang gerak di sana juga lebih kecil, sedang Harimau Sumatera sebarannya dari Aceh sampai Lampung," ujar Sunarto.
Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling memiliki luas area 136.000 hektare (ha) sedangkan Taman Nasional Tesso Nilo mencapai 189.000 ha. Kedua kawasan konservasi tersebut terfragmentasi dan tidak memiliki koridor hutan yang saling menghubungkan.
Telah diketahui bahwa Taman Nasional Tesso Nilo merupakan kawasan konservasi gajah-gajah sumatera dan harimau sumatera. Sedangkan Suaka Margasatwa Rimbang Baling merupakan kawasan konservasi harimau sumatera.
(V002/F.C. Kuen)