Jakarta (Antara Kalbar) - Koneksi mobile global diproyeksikan meningkat menjadi hampir 9,5 miliar dolar tahun 2019 dari sekitar 6,9 miliar dolar pada tahun 2014, sebagaimana perangkat mobile termasuk ponsel dan tabletterus berkembang.
Menurut laporan terbaru perusahaan riset IGR, seperti dilansir Fierce Wireless, untuk periode 2014-2019, tingkat penetrasi mobile global juga diperkirakan akan meningkat menjadi 125 persen pada 2019, naik dari 96,4 persen pada tahun 2014.
Perusahaan berkomentar bahwa banyak negara mengalami penetrasi seluler lebih dari 100 persen karena satu pelanggan sering memiliki beberapa koneksi yang berbeda, seperti ponsel, mobile hotspot dan modem dalam mobil yang terhubung dengan internet.
Internet of Things (IOT) menghasilkan sambungan baru di sejumlah pasar dengan semakin banyaknya layanan dan jenis-jenis perangkat online.
Di beberapa pasar, terutama di negara berkembang, alat komunikasi lewat suara dan data dengan smartphone dianggap sebagai perangkat mobile satu-satunya untuk terhubung ke internet.
Sebuah perubahan besar dalam periode waktu 2014-2019 akan membawa pergeseran dari 2G ke 3G dan kemudian ke 4G. Menurut IGR, 2G menyumbang setengah dari semua koneksi seluler pada tahun 2014, namun 3G diharapkan menjadi lebih dominan dalam lima tahun ke depan.
Koneksi LTE atau 4G juga diharapkan dapat meningkat, yang hanya enam persen dari semua koneksi pada tahun 2014.
Dalam hal penyelenggaraan jaringan LTE, IGR juga mencatat dalam sebuah laporan terpisah bahwa jaringan terus berkembang secara global dan pelanggan LTE tumbuh di seluruh dunia.
Saat ini pasar Amerika Utara memimpin dalam hal pelanggan LTE, namun IGR mengatakan hal ini akan berubah dalam lima tahun ke depan, demikian laman phonearena.