Sungai Ambawang (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan menanam kemiri sunan, yang merupakan bahan baku biodiesel, seluas 5.000 ha sebagai upaya penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan serta pencegahan pemanasan global.
Gubernur Kalbar Cornelis di Sungai Ambawang, Sabtu mengatakan, pihaknya menjadi provinsi pertama yang melakukan penanaman kemiri sunan dalam skala besar
"Untuk penanaman kemiri sunan ini kita telah menyediakan lahan seluas 5.000 ha milik masyarakat yang bekerja sama dengan Koperasi Minyak Nabati Banuah," katanya.
Menurut dia, sebagai tahap awal, pihaknya akan menanam 12.300 batang bibit, 200 bibit grafiting, dan 25 kilogram benih kemiri sunan.
Dia menyatakan, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Nomor 3 Tahun 2007 tentang Energi, penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan serta pelaksanaan konservasi energi menjadi tanggung jawab pemerintah, pengusaha, dan masyarakat.
Untuk itu, dia mengharapkan penanaman kemiri sunan itu bisa sejalan dengan undang-undang tersebut.
"Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan beberapa duta besar negara sahabat untuk membangkitkan motivasi dan budaya menanam pohon kemiri sunan untuk membangun ekosistem hutan yang mantap untuk mengurangi dampak pemanasan global serta sebagai sumber energi terbarukan," katanya.
Ia berharap, kegiatan ini bisa dilakukan secara terus menerus oleh pihak terkait lainnya, terutama SKPD baik di provinsi maupun di kabupaten/kota yang membidangi sektor kehutanan dan perkebunan untuk aktif memasyarakatkan tanaman kemiri sunan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Kalbar Marius Marcellus mengatakan, pemilihan kemiri sunan sebagai sumber energi terbarukan adalah karena memiliki sejumlah kelebihan di antaranya sudah mulai berbuah saat usia tiga tahun dan memiliki usia produktif hingga 75 tahun.
Kemiri sunan merupakan tanaman yang berasal dari Philipina yang memiliki ketahanan hidup cukup baik pada berbagai kondisi lahan yang bijinya dapat menghasilkan minyak sebagai bahan baku biodisel.
Selain itu, tanaman tersebut juga bisa berfungsi sebagai tanaman konservasi untuk merehabilitasi lahan kritis.
"Pengembangan kemiri sunan pada lahan kritis di Kalbar merupakan salah satu program kegiatan di bidang kehutanan Pemda Kalbar yang diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana konservasi lahan untuk menghutankan kembali lahan kritis guna meningkatkab kualitas lingkungan hidup," ujarnya.
Kemiri sunan, lanjutnya, juga diharapkan dapat menjadi sumber pasokan diversifikasi bahan baku untuk menghasilkan minyak biodisel yang ramah lingkungan, karena satu hektar lahan dengan 100-150 pohon kemiri sunan bisa menghasilkan enam sampai delapan ton bahan biodisel per tahun.
Dia juga mengatakan, kemiri sunan itu juga diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan pengembangan usaha, investasi di dalam negeri, pengembangan sektor industri hilir pertanian serta peningkatan nilai tambah produk dalam negeri.
"Untuk mendukung pengembangan tanaman kemiri sunan ini nantinya kita juga akan berkerja sama dengan beberapa pihak swasta yang akan mendirikan pabrik pengolahan kemiri sunan di sekitar lokasi penanaman," ujarnya.
Dengan demikian, tambahnya, masyarakat yang menanam kemiri sunan ini tidak perlu khawatir untuk menjual hasil perkebunannya karena sudah ada pihak yang akan membelinya.
Dalam kegiatan penanaman perdana kemiri sunan itu juga dihadiri sebanyak 38 duta besar negara sahabat, Sekretaris Jendral ASEAN, Resident Coordinator PBB, Wakil Ketua MPR, Anggota DPR serta enam Menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI dan Direktur PT Pertamina.
Kalbar Tanam Kemiri Sunan 5.000 Ha
Sabtu, 7 Maret 2015 14:39 WIB