"Dengan adanya perusahaan asing masuk, apapun itu, dalam hal ini Starlink, maka ini akan mendorong operator seluler lokal kita meningkatkan layanannya," ujar Usman di Jakarta, Jumat.
Usman menjelaskan bahwa masuknya Starlink telah melalui kajian yang matang, termasuk dari sisi aspek ekonominya. Salah satu pertimbangan utama adalah apakah kedatangan perusahaan asing tersebut akan mengganggu atau menggerus operator-operator lokal yang sudah ada di Indonesia.
"Tentu ini sudah melalui kajian dan ini kita tata supaya kompetisinya itu dalam istilah ekonomi bukan persaingan sempurna. Kalau persaingan sempurna biasanya itu ada yang tewas. Tapi kalau persaingan ditata dengan baik maka yang terjadi adalah kepentingan publik akan diutamakan, pelayanan akan diutamakan," ucapnya.
Usman menegaskan bahwa kompetisi seharusnya tidak dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas layanan.
Adapun penataan kompetisi bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya penataan lokasi. Starlink, kata dia, bisa melayani di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan daerah-daerah yang belum terjangkau internet di Indonesia.
Berdasarkan perhitungan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), saat ini baru 78,9 persen penduduk indonesia yang memiliki akses ke internet. Artinya, masih ada sekitar 21 persen masyarakat yang belum terjamah akses telekomunikasi tersebut.
"Berarti masih ada 21 sekian (persen). Nah 21 (persen) ini ada di mana orang-orang ini? Bisa di situ Starlink akan masuk," ujar dia.
Usman menekankan agar operator seluler lokal tidak perlu takut atau khawatir terhadap kompetisi yang akan terjadi dengan masuknya Starlink ke Indonesia.
Apabila tidak ada kompetisi, hal tersebut justru akan menimbulkan praktik monopoli yang bisa membuat iklim Industri menjadi tidak berkembang.
"Kalau monopoli itu di zona aman namanya, kita tidak berkembang, tidak berubah. Jadi jangan khawatir ya karena pemerintah akan menata persaingannya seperti apa dan yang kedua persaingan itu akan meningkatkan pelayanan," ucap dia.