Brussels (Antara Kalbar) - Perang di Yaman berdampak mengkhawatirkan pada warga, kata Uni Eropa pada , dengan mengutuk serangan terhadap rumah sakit, sekolah dan rumah.
Dalam sepekan belakangan, sekutu pimpinan Saudi membom Syiah Huthi dan tentara setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, yang melawan suku Muslim Sunni, yang bersekutu dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Puluhan orang tewas.
Dampaknya, terutama pada anak-anak, mencapai tingkat mengkhawatirkan dan memperburuk keadaan kemanusiaan, yang sudah mengerikan, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini dan komisaris bantuan kemanusiaan Christos Stylianides.
"Serangan terhadap rumah sakit dan sarana kesehatan oleh pihak berperang serta secara terencana menyasar dan merusak rumah pribadi, sarana pendidikan dan prasarana tidak dapat ditenggang," kata pernyataan mereka.
"Kami menyeru semua pihak melindungi warga dan tidak menyasar langsung prasarana warga," katanya.
Mogherini dan Stylianides mendesak semua pihak memberikan jalan tidak terbatas kepada pekerja bantuan kemanusiaan dan Eropa Bersatu akan terus mendukung semua upaya membawa para pihak Yaman kembali ke meja perundingan.
Palang Merah Dunia pada Selasa mengeluh bahwa anggota sekutu pimpinan Saudi melarang pesawat Palang Merah mengirimkan obat-obatan.
Ledakan di pabrik susu di pelabuhan Hodaida, Yaman, menewaskan sekitar 25 pekerja, kata sumber kesehatan, dengan pernyataan saling bertentangan yang menghubungkan ledakan itu dilakukan oleh serangan udara sekutu pimpinan Saudi atau roket dari pangkalan tentara terdekat.
Kejadian itu diduga menjadi salah satu penyebab terbesar kematian warga sejak serangan udara pimpinan Saudi dimulai.
Serangan udara menewaskan sekitar 40 orang di kampung pengungsi Mazraq di Yaman utara pada Senin, kata pekerja bantuan.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk anak-anak (UNICEF) pada Selasa menyatakan setidak-tidaknya 62 anak-anak terbunuh dan 30 lagi terluka di Yaman sepanjang pekan lalu sebagai korban dari peningkatan pertempuran.
PBB menyatakan serangan terhadap kampung pengungsi di Yaman utara itu merupakan pelanggaran hukum antarbangsa.
Gerakan Arab Saudi dan negara lain Muslim Sunni itu dilakukan untuk menghentikan kelompok gerilya Huthi dan pendukung mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dalam usaha menguasai negara tersebut sekaligus mengembalikannya ke Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Perang Yaman Mengkhawatirkan Warga
Kamis, 2 April 2015 15:25 WIB