Batang (Antara Kalbar) - Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menyatakan sebanyak 5,4 juta dari 32 juta balita di Indonesia terindikasi mengalami gizi buruk.
"Gizi buruk sangat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan intelektual padahal pada 2015 kita harus menyiapkan generasi emas yang semestinya balita harus memiliki gizi baik," katanya saat membuka kegiatan Jambore Gizi 2015 di Batang, Jawa Tengah, Minggu sore.
Menurut dia, balita yang terlahir dengan gizi buruk berpotensi mengalami ketidakseimbangan pertumbuhan fisik maupun intelektualnya.
"Untuk menangulangi gizi buruk, Kemensos memiliki Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 8 persen masyrakat kurang mampu, penerimaanya ibu hamil supaya selama hamil mendapatkan Rp 1 juta agar mendapatkan asupan gizi yang baik bagi janin maupun ibunya supaya anak lahir tidak (dengan) berat badan lahir rendah," katanya.
Sementara itu, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo mengatakan pemerintah kabupaten telah melaksanakan program pelayanan gizi berupa pendidikan gizi, suplementasi gizi, tata laksana gizi, dan surveilans gizi untuk mencegah kasus balita dengan gizi buru.
"Semua ini kami laksanakan mulai dari pelayanan kesehatan di tingkat paling dasar, yaitu posyandu hingga ke RSUD Batang. Pelayanan juga dilaksanakan pada forum-forum, seperti PKK dan dasa wisma," katanya.