Jakarta, (Antara Kalbar) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky
Sibarani mengatakan investor Tiongkok dan Korea Selatan berminat untuk
menanamkan modal di sektor farmasi dan akan menjadikan Indonesia sebagai
pusat farmasi di Asia Tenggara.
"Di sektor farmasi, Tiongkok dan Korea ini melihat Indonesia sebagai 'hub' di ASEAN," katanya di Jakarta, Sabtu.
Franky menjelaskan dua alasan negara-negara itu menyasar Indonesia.
Pertama, yaitu karena jumlah penduduknya yang besar dan tercakup
program BPJS Kesehatan.
Kedua, adalah komitmen Presiden
Jokowi untuk mengembangkan industri farmasi di dalam negeri, menjamin
ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta mendorong
keterjangkauan harga obat di dalam negeri dan meningkatkan daya saing
ekspor seperti tertuang dalam Paket Kebijakan Ekonomi XI.
"Umumnya mereka 9investor) mengaku lebih nyaman bermitra dengan yang
sudah eksisting, walaupun memang ada yang mau 100 persen langsung,"
ujarnya.
Selain Tiongkok dan Korea Selatan, negara lainnya
yang juga tengah menyasar untuk masuk ke sektor farmasi adalah Inggris
dan Amerika Serikat melalui peningkatan investasi dari sebelumnya.
Sektor farmasi terbuka 100 persen bagi investor asing dari sebelumnya dibatasi maksimal 85 persen.
Dikeluarkannya sektor tersebut dari daftar negatif investasi (DNI)
disambut oleh para investor asing. Korea Selatan, misalnya, mengaku
tertarik membuka pabrik bahan baku obat sekaligus membangun pusat riset
di Indonesia senilai 95 juta dolar AS (setara Rp1,1 triliun, dengan kurs
Rp12.500).
Tiongkok dalam catatan Kementerian Perindustrian
telah menyampaikan keinginan untuk berinvestasi bidang industri farmasi
berupa obat-obatan.
Korsel - Tiongkok Sasar Indonesia Sebagai Pusat Farmasi Asean
Sabtu, 2 April 2016 22:52 WIB