Jakarta (Antara Kalbar) - PT Pertamina EP dan PT Sarana GSS Trembul menandatangani perjanjian kerja sama operasi (KSO) Area Operasi Trembul.
Presiden Direktur Sarana GSS Trembul Bambang Mulyadi dalam rilis di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya merasa terhormat mendapatkan kepercayaan Pertamina EP untuk bersama-sama dengan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah melakukan operasi minyak dan gas bumi di Area Trembul.
"Melalui PT Sarana GSS Trembul, GSS Energy Limited berkomitmen untuk berpartisipasi dalam meningkatkan 'lifting' minyak, yang menjadi program Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Bagi GSS Energy Limited, lanjutnya, pelaksanaan operasi di Area Trembul merupakan langkah awal untuk mencari dan mengembangkan potensi minyak dan gas di Indonesia.
Penandatanganan perjanjian KSO Trembul dilakukan Presiden Direktur Pertamina EP Rony Gunawan dan Bambang Mulyadi di Jakarta, Rabu.
Bambang mengatakan, sesuai perjanjian, pihaknya berkomitmen kepada Pertamina EP melaksanakan program kerja tiga tahun pertama senilai 7,6 juta dolar AS.
"Dana tersebut antara lain digunakan untuk pengeboran empat sumur dan kegiatan akuisisi seismik," katanya.
Menurut dia, sumur pertama (SGT-01) direncanakan mulai dibor pada Juni 2017 dan mulai berproduksi Agustus 2017.
Ia menambahkan, Pertamina EP mendapatkan hak eksklusif melaksanakan operasi minyak dan gas bumi di Area Operasi Trembul dari BP Migas (sekarang SKK Migas) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013.
Selanjutnya, Pertamina EP menetapkan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (BUMD milik Pemerintah Daerah Jawa Tengah) sebagai mitra terpilih untuk melaksanakan operasi minyak dan gas bumi di wilayah tersebut.
Dalam rangka melaksanakan operasi tersebut, PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah melakukan kerja sama (joint venture) dengan GSS Energy Limited melalui perusahaan patungan PT Sarana GSS Trembul.
Area Operasi Minyak dan Gas Bumi Trembul terletak di Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah.
Luas area operasi mencakup 47,6 km2 yang terletak 15 km di sisi barat Kota Blora.
Area operasi Trembul ditemukan oleh perusahaan Belanda, Nederlandsche Koloniale Petroleum Mij (NKPM), yang merupakan anak perusahaan Standard Oil of New Jersey (kini dikenal sebagai ExxonMobil) pada 1917.
Di Area Operasi Trembul sudah terdapat 24 sumur yang dibor dan dieksploitasi NKPM.
Namun, area ditutup pada 1942, menyusul invasi Jepang dalam Perang Dunia ke-2.
Area Trembul diperkirakan memiliki cadangan (reserve) minyak sebesar 40,1 juta barel.
NKPM sepanjang 1917-1942 baru mengambil 307 ribu barel, sehingga masih banyak cadangan minyak tersisa.