Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis meresmikan pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 60 ton per jam yang terletak di Dusun Nahaya, Desa Amboyo Selatan, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak.
"Saya mengimbau setiap investasi yang masuk di Kalimantan Barat sudah seharusnya membawa kesejahteraan bagi masyarakat sehingga mengurangi angka kemiskinan," kata Cornelis di Landak, Sabtu.
Pabrik pengolahan tersebut milik PT Ichtiar Gusti Pudi (IGP), dan peresmannya dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar Ny. Frederika Cornelis, Bupati dan Wakil Bupati Landak.
Rombongan datang disambut upacara adat dan tarian Dayak serta Melayu, jajaran direksi PT IGP, konsulat dari Malaysia serta tamu undangan lainnya.
"Saya berharap dengan adanya pabrik ini meningkatkan kesejahteraan kita semakin hari semakin baik. Investasi ini adalah jangka panjang, bukan satu tahun, bukan 10 tahun atau 20 tahun dan ini bisa 90 tahun," kata Cornelis.
Dia menekankan setelah 90 tahun beroperasi, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, investasi pabrik wajib dikembalikan kepada negara dan dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.
"Perusahaan juga berkewajiban meningkatkan SDM masyarakat sekitar untuk mengelola pabrik tersebut. Anggaran CSR supaya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, tolong bapak pemilik perusahaan ini, pemegang saham pengendali juga memberikan pendidikan apakah itu akuntan, ahli pertaniannya, perkebunannya, manajemennya, untuk dididik mulai dari SMA hingga S1 dan S2," tuturnya.
Cornelis mengimbau kepada masyarakat agar menjaga investasi yang masuk, jangan sampai marah sedikit lalu merusak pabrik. Jika ada masalah sosial atau lingkungan agar segera dikomunikasikan dengan pihak terkait seperti camat dan kades, sehingga bisa dicarikan jalan keluar terbaik.
Di tempat yang sama, Presiden Direktur PT IGP Hazmi Hussain, mengatakan ini merupakan titik sejarah baru bagi PT IGP dengan berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton per jam.
Pabrik yang menggunakan teknologi continuous sterilizer ini mulai dibangun pada 4 Februari 2016 dan selesai pada tanggal 25 Januari 2017. Kemudian, mulai beroperasi secara komersial pada 13 Februari 2017.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah Provinsi Kalbar, Kabupaten Landak serta seluruh masyarakat sekitar yang telah memberikan dukungan sepenuhnya sehingga pabrik ini berdiri," ujar Hussain.
Hussain yakin berdirinya pabrik IGP dapat membantu masyarakat petani di sekitar kebun ini dalam penghematan biaya transportasi dan mengurangi kerugian di waktu panen puncak dimana banyak pabrik-pabrik yang tidak dapat menerima buah luar.
"Diharapkan kejadian penolakan TBS di tahun-tahun sebelumnya tidak lagi terulang," harap Hussain.
Pihak IGP menyebutkan Pabrik PT IGP pada waktu ini mempekerjakan 89 orang karyawan dimana 87 persen adalah terdiri dari putra/putri daerah. Per-Oktober 2017, pabrik PT IGP sudah pun menghasilkan 26,215 m/ton CPO dan 5,654 m/ton PK.
Hingga saat ini, area di kebun IGP yang telah tertanam adalah seluas 9.159 hektare di mana areal yang telah menghasilkan adalah 4.239 hektare. Kegiatan-kegiatan ekspansi masih diteruskan dan diharapkan pada penghujung 2019, IGP akan mempunyai area tertanam seluas 12.000 ha.
"Sejak berdirinya IGP banyak kegiatan-kegiatan CSR yang sudah kami jalankan seperti pembuatan dan perbaikan jalan, pembuatan dan perbaikan jembatan, pembangunan rumah ibadah seperti gereja dan masjid, lapangan sepak bola dan lapangan volly," katanya.
(U.KR-RDO/T011)