Beijing (Antaranews Kalbar) - Yayasan Karya Cipta Indonesia menyiapkan sedikitnya 50 judul lagu yang bisa diterjemahkan dalam bahasa Mandarin untuk memenuhi selera masyarakat China.
Ketua Umum YKCI Dharma Oratmangun di Beijing, Kamis, mengatakan bahwa 50 judul lagu Indonesia tersebut hasil seleksi yang disesuaikan dengan kesukaan masyarakat daratan Tiongkok.
"Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara besar yang bersahabat. Persahabatan itu akan semakin kuat jika 'people to people contact' antara kedua negara dapat terjalin erat," ujar adik kandung Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun itu.
Kunjungan Dharma bersama para pengurus YKCI ke China tersebut untuk menjajaki kerja sama dengan asosiasi musisi setempat dalam upaya melindungi karya cipta, baik untuk lagu Indonesia di China maupun sebaliknya.
"Kami memperoleh banyak ide kerja sama antara lain pertukaran lagu, penerjemahan lagu-lagu Indonesia ke dalam Bahasa Mandarin dan sebaliknya serta festival musik," katanya.
Dalam pertemuan dengan delegasi YKCI di Beijing, Wakil Sekjen Asosiasi Musisi China Xiong Wei secara apik membawakan lagu Bengawan Solo versi Mandarin berjudul "Mei Li De Suo Luo He, Wo Wei Ni Ge Chang!".
Dharma Oratmangun dan Xiong Wei kemudian menciptakan lagu berjudul Xin Yu Xin (dari hati ke hati) sebagai simbol persahabatan antarkedua negara.
"Musik adalah bahasa universal yang tak mengenal batasan negara dan bahasa. Kerja sama yang terjalin erat antar para seniman Indonesia dan Tiongkok adalah wujud nyata diplomasi Indonesia yang dilakukan oleh masyarakat," kata Dharma menambahkan.
Selain Dharma beberapa delegasi YKCI adalah Tedjo Baskoro (Sekjen), Christiena Sopacua (GM), dan Bagus Novantri Baskhoro (Divisi Digital).
Meraka ditemui oleh para pengurus Asosiasi Musisi China, di antaranya Wang Jianguo, Xiong Wei (keduanya Wakil Sekjen), Li Yulong (Wakil Direktur bidang Pelayanan Hak Cipta, Federasi Seni dan Literatur China), Cheng Cuichao, dan Liu Tianyu (dari Divisi Kerja Sama Luar Negeri).
Lagu Bengawan Solo tidak asing lagi di telinga masyarakat China. Ada banyak versi Mandarin dalam mengalihbahasakan tembang karya Gesang tersebut.