Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Barat (Kalbar) mengusung kembali Tenun Songket Sambas di Jakarta Fashion Trend (JFT) 2019 yang berlangsung pada 8 November 2018.
"Dua hari yang lalu kami mengusung kekayaan Kalbar untuk dapat memperbanyak khazanah ekonomi kreatif di daerah ini dan kami memilih Tenun Sambas," ujar Kepala BI Kalbar, Prijono, di Pontianak, Sabtu.
Menurutnya ajang fesyen tahunan yang diprakarsai oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan menampilkan portofolio desainer Indonesia dapat menjadi "trend-setter" bagi bisnis fesyen nasional pada 2019.
"BI Kalbar menyodorkan Tenun Sambas hasil kerajinan dari kelompok penenun di Desa Sumber Harapan, Sambas," kata dia.
Prijono mengatakan sejumlah kelompok perajin Tenun Sambas di Desa Sumber Harpaan tersebut telah lama menjadi binaan dari BI Kalbar. Bahkan hasil karya mereka juga beberapa kali telah malang-melintang dalam ajang fesyen Karya Kreatif Indonesia (KKI).
"Dalam ajang JFT 2019, desainer nasional Chaera Lee dan Wignyo Rahadi mentransformasi Tenun Sambas tersebut menjadi berbagai busana formal dan kasual yang sangat menarik sesuai dengan perkembangan zaman," kata dia.
Sesuai dengan tema JFT 2019 yang diusung kali ini, yakni "singularity" atau tren tunggal yang paling diminati di masa depan, maka sebagian desainer memperkirakan bahwa busana Muslim akan menjadi preferensi yang tak terelakkan untuk dipenuhi di masa mendatang.
"Dengan demikian, Tenun Sambas pun ikut ambil bagian dalam berbagai konsep busana Muslim melalui bentuk representasi kemeja berkombinasi rok atau celana panjang, dengan aksesori hijab yang artistik bergaya modern, namun tidak melupakan nilai-nilai tradisionil kultural mau pun religi di dalamnya," kata dia.
Sementara itu hadir dalam JFT 2018 tersebut Adhinanto Cahyono, selaku Ketua Tim Advisory Pengembangan Ekonomi BI Kalbar, yang juga sering berinteraksi langsung dengan para perajin tenun di desa binaan.
"Ke depan, BI Kalbar tetap berkomitmen untuk membina Tenun Sambas agar tetap dapat eksis dalam industri fesyen nasional, dan bahkan tidak mungkin berkembang ke pasar internasional," kata dia.
Ia menambahkan pembinaan yang dilakukan BI Kalbar tidak hanya tebatas pada teknis perancangan produk semata, namun juga bimbingan manajemen dan keuangan.
"Suatu saat para penenun tersebut tidak saja hanya menjadi seorang perajin yang handal, namun juga dapat berkembang menjadi seorang wirausaha tenun yang dapat membawa efek positif bagi kemajuan ekonomi di daerahnya," kata dia.