Johannesburg (Antaranews Kalbar) - Negara Palestina tetap menjadi prioritas diplomasi internasional saat ini Afrika Selatan, kata menteri kerja sama dengan hubungan internasional Afrika Selatan pada Senin (12/11).
Saat berbicara dengan wartawan di Ibu Kota Afrika Selatan, Pretoria, Lindiwe Sisulu mengatakan Pemerintah Afrika Selatan akan terus berkampanye bagi kemerdekaan Palestina berdasarkan penyelesaian dua-negara.
"Kami tetap bertekad bahwa rakyat Palestina suatu hari akan menikmati kemerdekaan mereka," kata wanita menteri tersebut, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang.
Sisulu juga memperingati tahun ke-14 pemakaman pemimpin Palestina Yasser Arafat. Ia meninggal pada 11 November 2004 di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.
Baca juga: Serangan Israel bunuh tujuh warga Palestina di Jalur Gaza
"Empat-belas tahun setelah wafatnya (Yasser Arafat, red.), rakyat Palestina belum memperoleh kemerdekaan mereka," kata Sisulu.
Arafat memiliki hubungan erat dengan mendiang presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Afrika Selatan membina hubungan diplomatik dengan Negara Palestina pada 1995, setahun setelah berakhirnya kekuasaan etnik minoritas kulit putih.
Pemerintah Afrika Selatan telah mengecam perlakuan Israel terhadap rakyat Palestina, termasuk kebijakan perluasan dan pembangunan permukiman yang berlangsung di Jerusalem Timur dan Tepi Barat --yang diduduki.
Pada Mei, Pretoria memanggil duta besarnya dari Tel Aviv setelah lebih dari 50 orang Palestina tewas oleh tentara Israel, selama protes yang mengutuk pembukaan Kedutaan Besar AS di Jerusalem.
Di dalam pengumumannya, Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan memprotes serangan besar dan membabi-buta Israel tersebut.
Baca juga: Lebanon tolak dugaan rencana AS "memukimkan kembali" pengungsi Palestina
Kebanyakan warga Afrika Selatan juga mendukung perjuangan rakyat Palestina, dan menarik garis paralel dengan membandingkan pengalaman mereka selama beberapa dasawarsa di bawah apartheid dengan penderitaan rakyat Palestina di bawah rejim Yahudi.
Sementara itu, jet tempur Israel berusaha menghapuskan stasiun televisi yang dioperasikan oleh HAMAS di Jalur Gaza dari peta melalui serangan udara pada Senin larut malam.
Jet Israel, yang menembakkan 10 rudal ke Stasiun Televisi Al-Aqsha, menghancurkan markas stasiun televisi itu, kata beberapa saksi mata.
Di tengah serangan udara itu, stasiun televisi tersebut tak bisa mengudara.
Beberapa gedung di sekitar stasiun televisi itu juga rusak.
Baca juga: Kemiskinan - pembunuhan membuat suram Ramadhan di Gaza
Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza setelah beberapa roket ditembakkan dari daerah kantung tersebut ke permukiman Yahudi pada Senin larut malam.
Tiga orang Palestina gugur dalam serangan itu dan sembilan orang lagi cedera.
Militer Israel menyatakan 300 roket telah ditembakkan dari Jalur Gaza sejak Senin malam, tapi sistem pertahanan Israel, Iron Dome, mencegat 60 rudal dan sebagian besar sisanya jatuh di tanah kosong.
Roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza melukai 29 orang Yahudi, termasuk satu orang yang luka parah dan dilaporkan adalah tentara Israel.
Baca juga: AS memveto rancangan resolusi DK terkait perlindungan Palestina