Pontianak (ANTARA) - Juraida terlihat meneteskan air matanya, mengenang perjuangannya saat berusaha menyelamatkan dua buah hatinya, setelah perahu bermotor yang ditumpanginya kandas di tengah sungai perairan Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat(21/6) malam.
Masih segar diingatannya, saat perahu yang ditumpanginya tersebut tiba-tiba oleng dan tenggelam yang mengakibatkan putri pertamanya meninggal dan suaminya Eko Kusdianto yang merupakan anggota Kodim Ketapang, sampai saat ini belum ditemukan.
"Malam itu, kami berencana ke rumah keluarga di Parit Masigi, Desa Ambawang Kuala. Kami berangkat dari Desa Mega Timur dengan menggunakan perahu kato," cerita Juraida bertutur kepada Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan yang menyempatkan diri menjenguk mereka di RSI Yarsi Pontianak, Minggu.
Perahu kato adalah sampan yang diberi mesin pendorong. Ukuran sampan tidak terlalu panjang, sekitar tiga atau empat meter. Perahu kato efektif untuk menyeberangkan warga yang warga yang tinggal di tepian sungai tanpa harus memutar terlalu jauh menggunakan jalur darat.
Awalnya semua berjalan dengan baik, kata dia, cuaca juga sangat mendukung. Namun, di tengah perjalanan, tiba-tiba suaminya Eko berpindah dari tempat duduknya semula.
Baca juga: Satu keluarga anggota TNI asal Ketapang tenggelam di Mega Timur
Perpindahan Eko yang secara spontan, mengakibatkan perahu oleng dan langsung tenggelam di tengah sungai.
"Saat itu saya panik, tiba-tiba perahu tenggelam. Yang saya pikirkan hanya menyelamatkan dua anak saya yang kebetulan ada di dekat saya," katanya.
Si kecil, Hafizah Khumairah (2) saat itu sudah dalam dekapannya. Di tengah gelap dan dalam kondisi tenggelam, dirinya berusaha meraih anak pertamanya, Khairunisa Endah Nisa Kurnia (12).
"Setelah dapat, saya minta si kakak untuk memegang adiknya, sambil saya berusaha berenang memegang mereka berdua. Tapi karena arus cukup kuat, saya juga tidak terlalu kuat menahan mereka berdua dan akhirnya saya jadikan tubuh kakak sebagai pelampung adiknya sambil terus berusaha mendorong mereka ke tepi," katanya dengan tetesan air mata, mengenang perjuangannya.
Hampir 800 meter dan lebih dari lima menit lamanya, dia berusaha untuk berenang ke tepi, sambil mendorong tubuh putri pertamanya. "Saya benar-benar panik dan terus berteriak minta tolong dan saya berharap segera sampai di tepi sungai," tuturnya.
Namun, nasib berkata lain, sesampainya di tepian sungai, dirinya mendapatkan anak pertamanya sudah tidak bernyawa. Dirinya juga tidak menemukan suaminya.
Selang berapa lama, sejumlah warga datang dan memberikan pertolongan. Namun sampai saat ini, Eko masih belum juga ditemukan.
Secara terpisah Dandim Ketapang Letkol Kav Jami'an mengatakan, sebelum pulang ke Pontianak, dirinya sempat ragu untuk memberikan izin kepada anggotanya, Eko.
"Kebetulan tidak lama lagi kita akan menggelar kegiatan TMMD dan saudara Eko ini merupakan salah satu prajurit terbaik saya karena ilmu teritorialnya sangat baik. Saya sempat melarang pulang dan tidak ingin memberikan izin, namun beliau mengatakan sudah lama tidak bertemu dengan ayahnya dan minta untuk diizinkan pulang, sehingga saya mengizinkannya," kata Jami'an saat ikut melakukan pencarian atas Eko di Sungai Ambawang.
Menurut Jami'an, Eko merupakan seorang prajurit yang selalu mau bekerja keras. Apa pun perintah yang diberikan kepadanya, selalu dilaksanakan dengan baik.
"Saya sangat mengapresiasi kerja dari kawan-kawan Basarnas, anggota TNI dan Polsek Sungai Ambawang serta warga setempat yang sudah berusaha melakukan pencarian. Bahkan, pak Bupati Kubu Raya juga ikut turun langsung dan kami terima kasih atas hal itu," katanya.
Dirinya menyatakan langsung datang ke Kubu Raya setelah proses pemakaman anak pertama dari Eko yang dimakamkan di Ketapang. "Kita berharap agar Eko bisa segera ditemukan dan kami mengharapkan doa dari semua pihak," tuturnya.
Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan yang melihat langsung kondisi Juraida dan anak keduanya di RSI Yarsi Pontianak menyatakan turut prihatin atas musibah yang menimpa keluarga tersebut.
"Saya berharap agar keluarga ini diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah yang baru mereka lalui. Mudah-mudahan, suami dari Ibu Juraida segera ditemukan dan kami dari Pemkab Kubu Raya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," kata Muda.
Pada kesempatan itu, Muda juga menyatakan, Pemkab Kubu Raya akan menanggung semua biaya pengobatan Juraida dan anaknya selama di RSI Yarsi Pontianak melalui Dinas Kesehatan Kubu Raya.
Baca juga: Pemdes Mega Timur santuni korban lakalantas
Kisah heroik Juraida yang berjuang selamatkan kedua anaknya saat tenggelam
Minggu, 23 Juni 2019 20:56 WIB