Pontianak (ANTARA) - Kepala Kantor SAR Pontianak, Hery Marantika menyatakan, pencarian terhadap dua korban tenggelam penumpang Kapal Motor Layar (KLM) Arta Jaya di perairan Tanjung Sambar, Selat Karimata, Kabupaten Ketapang, Kalbar, Minggu (21/7), terhambat ombak tinggi.
"Ketinggian ombak malah bisa mencapai dua meter di perairan tersebut, sehingga, Senin kemarin (22/7) pencarian kami hentikan sementara sekitar pukul 11.00 WIB, karena cuaca buruk tersebut," kata Hery Marantika di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, KLM Arta Jaya tersebut selain membawa penumpang orang sebanyak 25 orang termasuk nakhoda, juga membawa sapi sebanyak 488 ekor, dan kambing sebanyak 300 ekor, dengan perkiraan kerugian sekitar Rp10 miliar lebih.
"Pada hari ketiga ini, pencarian terhadap dua penumpang yang hilang kami lanjutkan kembali bersama tim gabungan SAR. Mudah-mudahan cuaca mendukung dan korban hilang atau tenggelam tersebut cepat ditemukan," ujarnya.
Ia menambahkan, KLM Arta Jaya dengan bahan kayu tersebut sebelumnya berlayar dari Telaga Biru, Kabupaten Bengkalan, Jatim sejak 18 Juli 2019, pada saat tenggelam para penumpangnya diselamatkan oleh kapal lainnya yang juga sedang berlayar di perairan yang sama.
"Sehingga sebanyak 23 penumpang termasuk nakhoda KLM Arta Jaya tersebut dapat diselamatkan, sementara dua penumpang lainnya hingga kini masih dalam pencarian, dan untuk ratusan ekor sapi dan kambing kami masih belum mendapat informasi," ungkapnya.
Hery menambahkan, luas pencarian yang mereka lakukan dengan tiga sektor, dengan luas sekitar 120 NM dengan metode penyisiran dan penyelaman.
Sebelumnya, tim gabungan SAR Pontianak, secara resmi menghentikan pencarian terhadap empat ABK Tug Boat Mega 09 yang tenggelam di perairan laut Ketapang sepekan lalu.
"Pencarian kami hentikan pada hari ketujuh atau Minggu (21/7) kemarin, sejak pencarian yang dimulai pada Senin lalu (15/7), namun hingga kini keempat ABK tersebut belum diketemukan," kata Hery Marantika.
Namun demikian, pihaknya siap kembali melakukan pencarian jika sewaktu-waktu kembali ditemukan tanda keberadaan keempat korban tersebut.