Pontianak (ANTARA) - Dalam rangka Hari Tata Ruang (HATARU) tahun 2019 Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota (HIMAP) Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak menyelenggarakan kegiatan Planopedia di Taman Alun-alun Kapuas, Sabtu.
"Kegiatan Planopedia bertujuan memperkenalkan jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) kepada masyarakat dan bertukar pikiran tentang Kathutka (kebakaran hutan dan lahan) yang terjadi setiap tahun di Kalimantan Barat. Adapun terdapat 3 sub item dalam kegiatan ini antara lain, puisi berlatar, pameran, dan dialog interaktif," kata Ketua Panitia Hari Tata Ruang tahun 2019, Hafiz Auliandri di Pontianak.
Ia menjekaskan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari acara Hataru yang puncaknya akan dilakukan Seminar Nasional yang akan dilaksanakan pada Sabtu (16/11).
Ia mengatakan diadakannya kegiatan Planopedia untuk mengenalkan jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota kepada masyarakat umum dan bertukar pikiran mengenai Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Barat.
"Memperkenalkan jurusan PWK kepada masyarakat luas dan saling berbagi pendapat kepada masyarakat tentang harapannya mengenai Karhutla di Kalimantan Barat," jelasnya.
Puisi berlatar ditampilkan dengan judul Erangan Anak Negeri yang menggambarkan perasaan masyarakat terhadap kabut asap yang terjadi secara terus menerus di Kalimantan Barat yang dimainkan oleh Alifasya dan kawan-kawan.
Pameran berisi stand peta, foto studio, dan dan poster yang dimana stand peta berisi peta studio mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, foto-foto studio mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota dan foto-foto mengenai Karhutla di Kalimantan Barat, serta poster studio wilayah, studio tapak dan studio kota oleh mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.
"Adapun dialog interaktif membahas mengenai kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan Barat bersama masyarakat yang datang ke Taman Alun-alun Kapuas Pontianak," katanya.
Aro, salah satu pengunjung yang hadir di kegiatan Planopedia ini berharap kebakaran hutan tidak terjadi secara terus menerus karena menggangu aktifitasnya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
"Harusnya manusia dapat mensyukuri apa yang telah diberikan dari sang pencipta dengan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan yang dapat merugikan masyarakat," tuturnya.