Pontianak (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar mencatat pada November 2019 tekanan harga di Kalbar menurun sehingga terjadi deflasi sebesar 0,13 persen.
“Deflasi yang ada tersebut disumbangkan oleh deflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,16 persen,” ujar Asisten Direktur KPw BI Kalbar, R Yusuf Rigin di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa kelompok bahan makanan menurun seiiring sejumlah komoditas mengalami penurunan. Penurunan harga komoditas tersebut seperti cabai rawit, ikan tongkol ikan kembung dan kacang panjang serta ketimun.
Baca juga: Wabup instruksikan jaga stabilitas jelang Natal
“Sedangkan deflasi kelompok bahan makanan tertahan lebih dalam oleh harga komoditas jeruk, ayam ras, bawang merah, bayam dan jagung manis mengalami kenaikan harga. Secara tahunan kelompok bahan makanan tercatat 3,89 persen (yoy),” papar dia.
Untuk harga barang yang diatur pemerintah pada November 2019 juga mencatat deflasi meskipun tidak sedalam kelompok bahan makanan. Deflasi kelompok harga yang diatur pemerintah tersebut sebesar 0,41 persen.
“Deflasi kelompok barang yang diatur pemerintah disebabkan oleh koreksi tarif angkutan udara dan rendahnya permintaan akibat musim rendah. Secara tahunan, perkembangan inflasi barang yang harganya diatur pemerintah sebesar 2, 41 (yoy) persen,” papar dia.
Sementara, untuk kelompok inti terjadi inflasi meskipun relatif terjaga.Inflasi kelompok inti sebesar 0,18 persen.
Baca juga: Harga ayam ras picu inflasi Oktober 2019
“Terjadinya inflasi di kelompok inti karena ada kenaikan pada harga sotong. Inflasi kelompok inti secara tahunan tercatat 3,29 persen (yoy),” kata dia.
Menjelang akhir tahun, KPw BI Kalbar terus konsisten dalam mendorong upaya – upaya untuk menjaga stabilitas harga dengan memperkuat koordinasi kebijakan bersama pemerintah daerah.
“Hal itu untuk memastikan inflasi tetap stabil di Kalbar. Inflasi di Kalbar 2019 diperkirakan akan di bawah titik tengah dengan rentan sasarannya 3,5 persen kurang lebih 1 persen dan terjaga di kisaran 3 persen kurang lebih 1 persen” kata dia.
Baca juga: Hyper inflasi, PNS di Zimbabwe tidak sanggup bekerja
Baca juga: Komoditas cabai dorong inflasi di Pontianak bulan September 2019
Baca juga: Pontianak pada Agustus mengalami deflasi 0,35 persen