Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, Florentinus Anum mengatakan merebaknya Virus Corona (COVID) 19 berdampak pada sektor pertanian yakni mengganggu kegiatan bertani sehingga diperkirakan menurunkan pendapatan petani.
"Tertundanya aktivitas usaha tani berupa pengembangan budidaya tanaman pangan dan hortikultura saat ini karena petani merasa takut Pandemi COVID-19. Sehingga menyebabkan tertundanya produksi petani dan dapat menyebabkan menurunnya volume produksi saat ini. Dengan itu akan berpengaruh terhadap menurunnya pendapatan petani kita," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Ia menambahkan bahwa dampak COVID -19 juga pada jalur distribusi sarana produksi pertanian. Distribusi terhambat di tingkat lapangan karena transportasi dan pekerjanya berkurang.
"Belum lagi kondisi di hilirnya atau pasca produksi. Harga - harga produksi komoditi pertanian di Kalbar mulai tidak stabil dan fluktuatif. Ini juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan para petani kita," jelas dia.
Selanjutnya, permintaan pasar atau konsumsi terhadap komoditi pertanian saat saat ini juga mulai menurun dan melemah. Dengan begitu dipastikan berpengaruh terhadap pendapatan petani.
Ia menambahkan bahwa tidak hanya petani yang berusaha di komoditi pangan dan hortikultura yang terdampak, tetapi juga sub sektor perkebunan dengan komoditas kelapa sawit, karet, lada dan kelapa dalam. Harga komoditi tersebut terus juga menurun atau fluktuatif.
"Kondisi ini sangat berdampak terhadap pendapatan petani kita. Di 11 kabupaten di Kalbar mayoritas petani kita sangat menggantungkan pendapatannya dari komoditas perkebunan tersebut khususnya sawit, kelapa dan karet," katanya.
Dengan kondisi yang saat ini, sejumlah strategi dan upaya pihaknya lakukan untuk mengatasi dampak dari pandemi Covid-19. Ia mencontohkan seperti memaksimalkan sektor budidaya tanaman pangan dan hortikultura sesegera mungkin.
Kemudian petani tetap berproduksi di lapangan, pemanfaatan sumber daya manusia yang ada, menyalurkan bantuan secepat mungkin dan tepat waktu, memaksimalkan peran penyuluh pertanian di lapangan dalam berproduksi dan budi daya serta edukasi pandemi COVID-19 kepada petani.
"Memaksimalkan budidaya pertanian dan pemeliharaan usaha pertanian yang sudah ada untuk dikelola dengan baik di lapangan dengan meningkatkan produktivitas maksimal," kata dia.
Tidak kalah penting, mengelola hasil produksi bahan baku tanaman pangan dan hortikultura menjadi industri hilir agar mendapatkan nilai tambah yang lebih besar.
"Memutus mata rantai pemasaran hasil produksi tanaman pangan dan hortikultura, diupayakan untuk langsung ke pasar atau konsumen. Ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga komoditi pertanian dan meningkatkan pendapatan para petani. Menjaga ketat stabilitas harga komoditi pertanian di pasaran, supaya harga bisa stabil dan menghindari spekulan spekulan serta penimbunan komoditas pangan di Kalbar," jelas dia.
COVID-19 ganggu produksi dan pendapatan petani
Rabu, 25 Maret 2020 13:50 WIB