Cianjur (ANTARA) - Harga jengkol di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, melambung 100 persen dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram, melebihi harga daging ayam yang masih dijual Rp32.000 per kilogram.
"Sudah lima hari terakhir harga jengkol di pasaran melambung bukan karena minim stok, namun setiap bulan puasa harga jengkol melambung," kata Cici (28) pedagang sayur mayur di Pasar Muka-Ramayana, Cianjur, pada wartawan Kamis.
Ia menjelaskan setiap pertengahan bulan puasa harga jengkol di tingkat distributor merangkak naik dan diperkirakan akan terus melambung hingga Rp70.000 per kilogram menjelang hari raya karena tingginya permintaan. Seperti tahun lalu, kata dia, harga jengkol mencapai Rp80.000 per kilogram menjelang Idul Fitri.
"Meskipun harga melambung tinggi, tingkat penjualan cukup stabil. Per hari kami masih bisa menjual 5 sampai 10 kilogram. Sedangkan harga untuk sayur mayur lainnya meskipun mengalami kenaikan tidak seperti harga jengkol," katanya.
Sementara Kepala Pasar Cipanas Indah, Heru Haerul Hakim, mengatakan harga jengkol melambung sejak lima hari terakhir melebihi harga daging ayam yang juga mengalami kenaikan dari Rp28.000 per kilogram menjadi Rp32.000 per kilogram.
"Mungkin karena tingginya permintaan meskipun bulan puasa, stok jengkol di tingkat pedagang mencukupi bahkan berlebih. Setiap bulan puasa, kata pedagang harga jengkol mengalami kenaikan dan diperkirakan akan kembali melambung menjelang hari raya," katanya.
Ia menuturkan hingga saat ini stok kebutuhan pokok di pasar tersebut masih mencukupi dan diperkirakan aman sampai hari raya. Sedangkan kenaikan harga yang cukup mencolok hanya terjadi untuk komoditas jengkol dan daging ayam.
"Untuk harga kebutuhan pokok hanya mengalami sedikit kenaikan antara Rp500 sampai Rp1.000 per kilogram seperti gula, telur, minyak goreng, dan terigu. Sedangkan harga sayur mayur rata-rata masih normal. Kami akan terus pantau hingga menjelang hari raya," katanya.
Harga jengkol naik 100 persen
Kamis, 7 Mei 2020 20:42 WIB