Pontianak (ANTARA) - Bupati Kubu Raya, Kalbar, Muda Mahendrawan menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) segera membuat sumur untuk mengatasi kebakaran lahan seperti yang terjadi di dekat SMA Negeri 4 Kecamatan Sungai Raya.
"Dengan melihat semakin meluasnya lahan yang terbakar dan semakin tebalnya kondisi kabut asap, saya minta kepada dinas terkait untuk membuat sumur di lokasi kebakaran lahan. Tentunya kita utamakan menyelamatkan aset kita dulu yang dibangun sejak tahun 2013 lalu dan sekolah ini sangat vital serta dibutuhkan sekali oleh warga," kata Muda di Sungai Raya, Kamis.
Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dirinya juga menghimbau seluruh desa agar lebih tanggap dalam mengantisipasi Karhutla ini, karena musibah ini tidak hanya terjadi di kecamatan Sungai Raya saja, namun desa-desa lainnya di 8 kecamatan lainnya juga memiliki potensi yang sama.
"Saya mengajak semua desa untuk bersama-sama mengantisipasi dan mempersiapkan serta bergerak bersama untuk memantau dengan lebih ketat lagi di daerah-daerah yang selalu sering terjadinya karhutla setiap tahunnya, sehingga semua bisa mencegah kebakaran ini jangan sampai lebih meluas lagi," tuturnya.
Muda menilai pembuatan sumur air di lokasi ini bertujuan agar teman-teman dari TNI/Polri, Basarnas, Manggala Agni dan lainnya tidak perlu mondar-mandir untuk mengambil air yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah.
Pada kesempatan itu, dirinya juga mengapresiasi kesigapan Basarnas, bersama TNI/Polri, Manggala Agni, BPBD, Satpol PP dan pihak pemadam yang secara berjibaku melakukan langkah-langkah percepatan dalam memadamkan api di lokasi kebakaran menggunakan mesin penyedot air.
"Lokasi terjadinya karhutla di Kubu Raya saat ini sudah mulai tersebar di sejumlah titik, seperti di desa Punggur, Kuala Dua, Teluk Kapuas dan bahkan pada hari Minggu kemarin kita juga meninjau Karhutla di desa Sungai Raya Dalam,
katanya.
Menurutnya, sampai saat ini pihaknya sudah berupaya untuk mengantisipasi sejak dini Karhutla ini agar jangan sampai menimbulkan kabut asap tebal yang mengganggu aktifitas penerbangan di bandara Supadio dan pihaknya terus melakukan berbagai antisipasi dengan "kepung bakol" (gotong royong) dan spontan secara bersama-sama.
"Tentunya dengan langkah cepat dan spontan ini, setidaknya kita mampu mencegah sedini mungkin semakin meluasnya Karhutla ini dan yang paling kita khawatirkan adalah kondisi angin yang kencang, ditakutkan menyebar di daerah lainnya," kata Muda.