Pontianak (ANTARA) - Pembangkit Listrik Tenaga UAP (PLTU) Kalbar-1 unit dua dengan kapasitas 100 Mega Watt (MW) di Kabupaten Bengkayang berhasil sinkron atau menyalurkan daya yang dihasilkannya ke jaringan 150 kilovolt (kv) pada Sistem Khatulistiwa, sehingga bisa menekan impor listrik dari Sesco, Malaysia.
“Beroperasinya tambahan unit dari PLTU ini akan menurunkan volume pembelian listrik dari Sesco Malaysia sekitar 30 persen. Oleh sebab itu, kemandirian dan ketahanan energi khususnya di Kalimantan Barat ini tentunya juga akan meningkat,” ucap Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan, Wiluyo Kusdwiharto di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan Sistem Khatulistiwa saat ini memiliki daya mampu pasok sebesar 492 MW dengan beban puncak sebesar 398 MW.
Dengan tambahan pasokan daya listrik dari PLTU IPP Kalbar-1 ini, maka daya mampu pasok akan meningkat hingga 672 MW, sementara cadangan daya mencapai 274 MW.
“Dengan pasokan listrik yang cukup, sistem kelistrikan Khatulistiwa akan semakin andal dan mandiri, kondisi ini tentunya akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi, khususnya di Kalbar,” ujarnya.
Sebelumnya, unit satu pembangkit Independent Power Producer (IPP) ini telah berhasil terhubung ke Sistem Khatulistiwa pada 29 Desember 2020.
“Kami menargetkan pada pertengahan tahun ini seluruh unit sudah dapat beroperasi secara komersial untuk memenuhi kebutuhan listrik rakyat Kalbar di Sistem Khatulistiwa,” ujar Wiluyo.
Pembangkit listrik yang dikembangkan oleh PT GCL Indo Tenaga yang berdiri di lahan seluas 55 hektare dikembangkan untuk memangkas biaya pokok produksi listrik, mengurangi penggunaan pembangkit berbahan baku diesel dan menghentikan pembangkit-pembangkit sewa.
“Secara umum Kalbar saat ini semakin handal dan kami akan terus memberikan layanan yang terbaik,” kata dia.
Sebelumnya PLTU Parit Baru Site Bengkayan atau II pada 2019 lalu telah diresmikan dan kapasitasnya 2 x50 MW. PLTU yang terletak di Dusun Tanjung Gundul, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan tersebut memperkuat pasokan dan kehandalan listrik di Sistem Khatulistiwa.
PLTU Kalbar-1 kapasitas 100 MW beroperasi tekan impor listrik dari Malaysia
Minggu, 2 Mei 2021 15:30 WIB