Jakarta (ANTARA) - Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengaku merasa lebih rileks dan bebas dari tekanan yang menghantui mereka saat keduanya tampil dalam Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Hendra/Ahsan yang diunggulkan dan diandalkan meneruskan tradisi emas itu terhenti pada fase penyisihan grup Olimpiade 2016 Rio. Namun pasangan peringkat dua dunia itu mengaku tidak mau dihantui kekalahan tersebut dan hanya ingin fokus menjalani pertandingan di depan mata.
“Kami hanya ingin tetap fokus dan mempersiapkan diri lebih baik lagi, menikmati permainan. Tekanan pasti ada. Mungkin saat itu (di Rio 2016) kami tidak bisa bangkit dari tekanan, tetapi sekarang kami lebih rileks,” kata Hendra Setiawan seperti dikutip laman BWF, Minggu.
“Apalagi Indonesia punya dua ganda putra dan tentu saja itu mempengaruhi kondisi psikologis kami,” tambah dia.
Hendra/Ahsan mengawali kompetisi musim ini dengan cukup baik. Setelah lolos ke perempat final Yonex Thailand Open, mereka juga melaju ke semifinal satu pekan berselang dan tembus final BWF World Tour Finals.
Meski demikian, pasangan berjuluk The Daddies itu tidak ingin terlalu ambisius ketika bertanding di Tokyo nanti apalagi mereka juga menyadari Olimpiade tahun ini berbeda sekali dengan edisi-edisi sebelumnya.
“Saya tidak ingin terlalu ambisius. Lakukan saja selangkah demi selangkah. Medali tetap akan jadi target,” kata Ahsan.
“Apa pun bisa terjadi, hal yang terjadi di Olimpiade 2016 pun bisa terulang. Meski kami menang melawan pasangan tertentu di berbagai turnamen, kami bisa saja kalah oleh mereka di Olimpiade,” sambung dia.
Datang sebagai unggulan kedua, Hendra/Ahsan menempati Grup D bersama pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Woi Yik, Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae dari Korea Selatan, dan wakil Kanada Jason Anthony Ho-Shue/Nyl Yakura.
Juara dunia tiga kali itu mencatatkan skor pertemuan 6-1 atas Chia/Soh, tetapi tertinggal 1-3 dari Choi/Seo. Sementara dengan Jason/Nyl, Hendra/Ahsan belum pernah bertemu sebelumnya.