Bandarlampung (ANTARA) - Institut Teknologi Sumatera (Itera) mulai mengoperasikan teleskop robotik pemantauan bulan buatan perusahaan Astelco System Jerman guna kepentingan pengamatan dan penelitian.
"Teleskop robotik ini kami beri nama Teleskop OZT atau singkatan dari nama Rektor Pertama Itera Ofyar Z Tamin, yang akan dimanfaatkan oleh Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) guna penelitian atau pengamatan Bulan maupun objek lainnya," kata Rektor Itera Prof. Dr. Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan bahwa sivitas akademika Itera patut berbangga karena teleskop tersebut akan menjadi salah satu pusat pengamatan hilal dunia, sehingga dosen dan mahasiswa diminta untuk memanfaatkannya dengan maksimal untuk pembelajaran dan penelitian.
"Saatnya kita tunjukkan Itera mampu mengoperasikan dengan maksimal teleskop ini untuk melakukan penelitian dan pengamatan Bulan. Sehingga kita dapat memiliki data yang baik untuk menjadi jurnal yang diakui dunia," ujarnya.
Dia mengatakan teleskop yang tiba di kampus ini sejak Januari 2021 tersebut telah selesai melalui proses instalasi sistem dan pemrograman robotik yang dilakukan langsung oleh perwakilan tim Astelco.
"Teleskop robotik yang ditempatkan di Stasiun Internasional Pengamatan Bulan atau International Moon Sighting Station (IMSS) di Itera ini merupakan teleskop otomatis yang mampu melakukan pengamatan bulan maupun objek lainnya secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan juga dapat dikontrol secara jarak jauh melalui jaringan internet," kata dia.
Sementara itu, perwakilan tim Astelco, yang juga sebagai teknisi dan konsultan saintifik teleskop Tülin Bedel mengatakan bahwa teleskop yang secara internasional diberi nama Astelco Lunar Telescope System (ALTS) tersebut hanya terdapat 14 buah yang tersebar di berbagai negara seperti Saudi Arabia dan Maroko.
"Sedangkan, Itera menjadi satu-satunya lokasi di Asia Tenggara yang dipilih untuk penempatan teleskop yang akan difungsikan untuk pengamatan bulan dan hilal internasional. Sehingga Indonesia dan Itera harus berbangga karena teleskop hebat ini telah terinstal sepenuhnya dan dapat digunakan serta dirasakan manfaatnya," kata dia.
Menurutnya keberadaan teleskop tersebut menjadi hal yang sangat baik bagi Indonesia dan Itera untuk menjadi jembatan komunikasi dengan negara lain terkait pengamatan bulan, terutama hilal.
Ia pun menyampaikan selama proses instalasi teleskop tidak menemukan masalah besar hanya terkendala ketika hujan melanda wilayah Kabupaten Lampung Selatan sehingga prosesnya harus terhenti sejenak.
“Teleskop ini telah diatur serta di-instal dengan baik sehingga tidak membutuhkan perawatan khusus, tetapi, tentunya perlu dilakukan pengecekan dan perawatan pada beberapa bagian secara berkala," kata dia.