Ketapang (ANTARA) - Beredar video dan foto melalui media sosial diduga perselisihan antara warga dengan aparat penegak hukum di Ketapang, yang kejadian di perkebunan sawit PT EHP Desa Segar Wangi, Kecamatan Tumbang Titi, Sabtu.
Bahkan keributan tersebut dikabarkan ada warga yang menjadi korban kekerasan. Menurut kabar yang beredar kejadian berawal para petani sedang memanen buah sawit di lokasi kejadian.
Kemudian datang aparat yang infonya bertugas di perkebunan sawit PT EHP. Selanjutnya aparat akan melakukan pengamanan terhadap para pemanen buah sawit itu.
Pengamanan dilakukan aparat karena sawit yang dipanen dianggap milik PT EHP. Lantaran informasinya kebun itu masuk dalam sertifikat hak guna usaha (SGHU) perusahaan.
Sedangkan terhadap warga yang memanen juga beranggapan itu milik pribadi. Lantaran kebun sawit yang dipanen itu dikatakan memiliki sertifikat hak milik (SHM) atas nama warga.
Akibat saling klaim hak milik terjadilah keributan antara warga dan aparat. Berdasarkan video yang beredar ada beberapa warga dipukul aparat.
Terhadap kejadian itu kemudian banyak diposting di facebook dan disebarkan melalui WhatsApp. Satu di antara yang memposting kejaidan itu yakni aku Facebook Sudiro Tanoesoedibjo.
Dalam postingannya ia juga mengaitkan tautannya bersama Kecamatan dan Polsek Tumbang Titi. Sudiro menegaskan mewakili Tokoh Pemuda, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kampung Mambuk.
"Saya selaku mewakili Tokoh Pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat Kampung Mambuk, mengutuk keras kejadian penganiayan itu, sehingga saudara kami Ji'i Bin Burhan mengalami perlakuan tidak menyenangkan saat melakukan panen dilahan ber SHM resmi milik Saudara Hendra Gunawan," ungkapnya dalam postingan.
"Kami minta kasus ini diproses dan ditunggu 1x24 jam, jika tak ada kejelasan dari pihak berwajib maka mohon maaf maka kami akan jemput pakse," kata Sudiro dalam postingannya.
Sementara itu, Kapolres Ketapang AKBP Yani Permana, melalui Kasubsi PID Humas Polres Ketapang, Bripka Hariansyah mengatakan, pihaknya masih informasi terkait perselisihan antara warga dan oknum aparat. "Saat ini kami masih menunggu informasi tersebut, dan apabila datanya sudah ada akan kami rilis secepatnya," katanya.