"Kegiatan pelatihan ini dalam rangkaian memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan diikuti sejumlah kelompok binaan Tanagupa yang bertujuan untuk menghasilkan polybag berbahan dari bambu dan pandan yang memiliki hasil yang berstandar baik dan diterima pasaran lokal maupun internasional," kata Kepala Seksi I Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) Bambang Hari Trimarsito di Sukadana, Sabtu.
Dia menjelaskan, saat ini banyak masyarakat yang masih menggunakan polybag plastik yang tidak ramah lingkungan karena bahan tersebut sangat lama terurai, sehingga inovasi baru ini diharapkan bisa mengubah kebiasaan lama yang banyak menghasilkan sampah plastik.
Saat ini menurutnya, kelompok binaannya Tanagupa telah menghasilkan ribuan ecopolybag ramah lingkungan yang dijual dengan harga yang bervariatif atau sesuai ukuran ecopolybag yang dianyam secara manual oleh kelompok binaan tersebut.
"Satu kelompok ada yang sudah menghasilkan ecopolybag sebanyak 41.000 unit sejak beberapa tahun belakang ini yang dikerjakan secara bersama-sama," katanya.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Tanagupa bersama mitra Yayasan ASRI yang selama ini mendukung kegiatan pemberdayaan di sekitar kawasan berharap agar inovasi ecopolybag tersebut diharapkan mampu mengurangi sampah plastik terutama saat melakukan rehabilitasi di kawasan yang dilindungi.
Dan juga inovasi tersebut diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung yang selama ini dikenal sebagai paru-paru dunia, katanya.
"Bahan ecopolybag sebagian besar diambil dalam kawasan Tanagupa ini juga akan menjadi tempat bibit pohon yang akan ditanam kembali ke kawasan Tanagupa," jelasnya.