Jakarta (ANTARA) -
"Indonesia di zaman Bung Karno pernah memiliki visi mengembangkan Kalimantan, dengan tujuan agar Indonesia menjadi negara terkuat di dunia," kata Hasto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Transportasi publik jadi layanan utama pergerakan orang di ibu kota baru negara Republik Indonesia
Baca juga: Telkom dukung pembangunan berkelanjutan melalui smart city di Indonesia
Menurut dia, selain merebut Irian Barat dari kolonialisme Belanda, menurut Bung Karno Kalimantan juga menjadi pusat perhatian.
"Kalimantan jadi pusat perhatian Bung Karno agar Indonesia menjadi negara terkuat di Asia. Selama satu tahun penuh, Bung Karno mempelajari Kalimantan," tambahnya.
Baca juga: Luhut ajak Singapura garap Food Estate dan IKN
Baca juga: Pembangunan IKN dipastikan bebas korupsi
Dalam analisis Bung Karno, lanjutnya, pertahanan nasional Indonesia dibagi menjadi dua kekuatan dalam dua garis besar, yaitu pertahanan laut di Indonesia Timur, dengan Biak menjadi pusat armada, serta pertahanan udara di Kalimantan.
Dengan melihat potensi besar di Kalimantan, katanya, maka hegemoni kekuatan pertahanan udara Indonesia dalam menjaga keamanan udara ditempatkan di Kalimantan, sebagai kawasan yang sangat penting dan strategis.
Baca juga: Pemprov Kalbar sinkronkan tata ruang dengan pertahanan negara dukung IKN
Baca juga: Presiden tanam 34 pohon khas provinsi se-Indonesia
"Di Kalimantan inilah Kota Palangka Raya dirancang menjadi Ibu Kota Republik Indonesia (saat itu). Desain jalannya dibuat lurus-lurus dan menuju pada satu bundaran besar mirip Washington D.C., Amerika Serikat," katanya.
Pembangunan jalan diperluas hingga sampai empat belas jalur untuk bisa digunakan pendaratan bagi pesawat MiG21 buatan Uni Soviet. Selain itu, Bung Karno juga melakukan nasionalisasi berbagai perusahaan tambang milik asing, dimana hasil dari industri pertambangan digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umum.
Baca juga: Presiden Jokowi menikmati malam di IKN
Baca juga: Ada buah hingga mie instant, bekal Presiden dan Ibu Negara berkemah di IKN Nusantara
"Bung Karno berharap pada 1975 Indonesia akan menjadi bangsa terkuat di Asia dan menjadi salah satu negara super power di luar dari Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Jepang, dan Tiongkok," jelasnya.
Sayangnya, katanya, seluruh konsep strategis itu memudar pascaperistiwa 1965 dan kepemimpinan Indonesia menurun di dunia internasional.
Baca juga: Tujuh daerah di Kaltim diprakirakan hujan petir, bagaimana kawasan IKN?
Baca juga: Kawasan kemah Presiden Jokowi sudah steril dari malaria
"Padahal sebelumnya karena peran aktif Indonesia, bangsa-bangsa Asia Afrika, yang mayoritas adalah bangsa Islam, merdeka karena peran Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Jokowi akan lakukan prosesi penyatuan air - tanah Nusantara ke IKN
Baca juga: Presiden tegaskan membangun IKN bukan berarti tinggalkan Jakarta
Baca juga: Sutarmidji bawa air dari pertemuan dua sungai untuk IKN
Baca juga: Gubernur se-Indonesia mulai berdatangan ke lokasi titik nol IKN