Kalbar ambil langkah cepat antisipasi terjadinya Inflasi tinggi
Kamis, 6 Oktober 2022 10:44 WIB
Saya berharap di tiga daerah ini dapat mengendalikan inflasi daerahnya masing-masing.....
Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) mengambil langkah cepat dalam mengantisipasi terjadinya inflasi tinggi yang terjadi pada tiga daerah di provinsi itu yaitu Kota Singkawang, Kota Pontianak, dan Kabupaten Sintang.
"Kami bersama beberapa dinas dan instansi terkait segera mengambil langkah terkait inflasi di tiga kota di Kalbar. Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar ini kami laksanakan berkaitan dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga daerah yang ada di Kalbar yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar Harisson di Pontianak, Kamis.
Harisson menjelaskan berdasarkan data yang diterima, Kota Pontianak mengalami inflasi pada September 2022 sebesar 1,58 persen (mtm) dan inflasi tahun kalender 2022 sebesar 5,31 persen, serta inflasi secara tahunan 5,43 persen.
Sedangkan untuk Kota Singkawang, inflasi September 2022 secara bulanan 1,66 persen, inflasi secara tahun kalender 2022 sebesar 4,38 persen, dan inflasi secara tahunan 5,20 persen. Sementara Kabupaten Sintang, mengalami inflasi bulanan 1,37 persen pada September dan inflasi secara tahun kalender 5,95 persen, serta inflasi secara tahunan 8,59 persen.
"Saya berharap di tiga daerah ini dapat mengendalikan inflasi daerahnya masing-masing. Inflasi kita ini kan sedang naik sebesar 1,57 persen di bulan September, dimana sebelumnya di bulan Agustus deflasi sekitar 0,07 persen. Sedangkan inflasi kita year on year sekitar 5,71 persen. Ini masih di bawah rata-rata nasional," tuturnya.
Ia mengatakan penyebab terjadi inflasi karena kenaikan harga BBM, sedangkan di Kota Singkawang ditambah kenaikan harga daging.
"Kalau di Kota Singkawang harga daging babi yang meningkat, karena stok atau persediaan daging babi sedang berkurang, sehubungan dengan hewan peternak babi terkena virus flu babi sehingga babi banyak yang mati. Kita berupaya untuk mengimpor tetapi persyaratannya hewan babi impor yang siap potong," katanya.
Baca juga: Tim Penggerak PKK berperan strategis atasi inflasi dan stunting
Baca juga: Pemda KKU ambil langkah cepat mengurangi risiko inflasi daerah
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Kubu Raya jalankan strategi pengendalian inflasi
"Kami bersama beberapa dinas dan instansi terkait segera mengambil langkah terkait inflasi di tiga kota di Kalbar. Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar ini kami laksanakan berkaitan dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga daerah yang ada di Kalbar yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar Harisson di Pontianak, Kamis.
Harisson menjelaskan berdasarkan data yang diterima, Kota Pontianak mengalami inflasi pada September 2022 sebesar 1,58 persen (mtm) dan inflasi tahun kalender 2022 sebesar 5,31 persen, serta inflasi secara tahunan 5,43 persen.
Sedangkan untuk Kota Singkawang, inflasi September 2022 secara bulanan 1,66 persen, inflasi secara tahun kalender 2022 sebesar 4,38 persen, dan inflasi secara tahunan 5,20 persen. Sementara Kabupaten Sintang, mengalami inflasi bulanan 1,37 persen pada September dan inflasi secara tahun kalender 5,95 persen, serta inflasi secara tahunan 8,59 persen.
"Saya berharap di tiga daerah ini dapat mengendalikan inflasi daerahnya masing-masing. Inflasi kita ini kan sedang naik sebesar 1,57 persen di bulan September, dimana sebelumnya di bulan Agustus deflasi sekitar 0,07 persen. Sedangkan inflasi kita year on year sekitar 5,71 persen. Ini masih di bawah rata-rata nasional," tuturnya.
Ia mengatakan penyebab terjadi inflasi karena kenaikan harga BBM, sedangkan di Kota Singkawang ditambah kenaikan harga daging.
"Kalau di Kota Singkawang harga daging babi yang meningkat, karena stok atau persediaan daging babi sedang berkurang, sehubungan dengan hewan peternak babi terkena virus flu babi sehingga babi banyak yang mati. Kita berupaya untuk mengimpor tetapi persyaratannya hewan babi impor yang siap potong," katanya.
Baca juga: Tim Penggerak PKK berperan strategis atasi inflasi dan stunting
Baca juga: Pemda KKU ambil langkah cepat mengurangi risiko inflasi daerah
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Kubu Raya jalankan strategi pengendalian inflasi