Sambas (ANTARA) - Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kalimantan Barat menilai secara keseluruhan penanganan kasus stunting di Kalbar sudah baik.
"BPKP tengah melakukan evaluasi percepatan penurunan stunting di daerah yang angka stunting nya tinggi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat program yang dijalankan di daerah dalam menurunkan prevelansi stunting sudah berjalan baik apa tidak," kata Kepala Perwakilan BPKP Kalbar, Ayi Riyanto, di Sambas, Senin.
Menurut Ayi, dari pantauan di beberapa Kabupaten di Kalbar, secara keseluruhan penanganan stunting yang dilakukan sudah berjalan baik. Antara Kepala Daerah dengan Organisasi Perangkat Daerah sudah bahu-membahu sinergi.
“Sambas merupakan angka stunting nya tertinggi ke empat se Kalbar. Namun dari hasil pemaparan yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat, tampak sudah berjalan baik,” kata Ayi.
Ayi mengatakan, dalam upaya percepatan penurunan stunting Kabupaten Sambas telah membentuk TPK dari tingkat kecamatan hingga desa. Lalu beberapa terobosan yang sudah dilakukan oleh daerah, menunjukkan bahwa daerah di Kalbar betul-betul komitmen dalam menurunkan stunting. Namun dalam evaluasi yang dilakukan BPKP, tetap akan ada penguatan yang harus dilakukan oleh daerah.
"Dari beberapa daerah yang kami evaluasi, upaya penanganan stunting rata-rata sudah berjalan dengan baik dan menunjukkan progres positif," terangnya.
Ayi menyarankan, dalam upaya penurunan stunting harus berkolaborasi bersama. Dan, selain itu juga harus ada penggerak yang bisa menjalankan semua program secara bersama. dengan berharap target presiden di 2024 mendatang angka stunting turun 14 persen bisa dikejar oleh semua daerah.
“Apalagi di 2045 Indonesia masuk bonus demografi. Jika dari sekarang tidak bersiap akan menjadi tantangan berat yang bakal dihadapi Indonesia ke depan,” ujar Ayi.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Muslimat mengatakan dalam upaya penurunan stunting tinggal dua tahun lagi. Pemerintah menargetkan 2024 mendatang stunting harus turun 14 persen.
Menurut Muslimat, BKKBN Kalbar sendiri sudah melakukan banyak intervensi menurunkan stunting. Mulai dari koordinasi lintas sektoral hingga ke organisasi masyarakat.
"Kami memang kerjasama dengan BPKP. Di sini BPKP melakukan evaluasi sekaligus melihat kendala apa saja yang ditemukan di daerah dalam penurunan angka stunting. Mudah-mudahan ada strategi ampuh di tahun depan buat menurunkan stunting," tutup Muslimat.