Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir siap mengoptimalkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebagai kereta cepat pertama di Indonesia.
Dia mengatakan, Proyek KCJB merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diproyeksikan akan memberikan dampak positif tidak hanya di sektor transportasi tetapi juga perekonomian.
"Ini momen bersejarah. Tak hanya menjadi salah satu ikon kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok, namun juga akan makin mengintegrasikan antar moda transportasi di Jakarta dan Bandung. Kami akan terus optimalkan kereta cepat pertama di tanah air ini. Nanti jika sudah terhubung antar moda LRT di Jakarta, lalu kereta cepat, dan kereta lokal di Bandung, maka kita memiliki paket integrasi antar moda terbaik di tanah air," ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: China realisasikan terowongan kereta api cepat bawah laut
Baca juga: China buat terowongan kereta api cepat bawah laut 16,2 kilometer
Setelah pembangunan skala penuh dimulai pada Juni 2018, proyek kolaborasi Indonesia dan Tiongkok ini telah melakukan uji coba operasional yang disaksikan secara daring oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping sebagai bagian dari agenda Pertemuan Bilateral kedua negara dari Nusa Dua, Bali pada Rabu (16/11). Kereta Cepat Jakarta Bandung ditargetkan beroperasi penuh pada pertengahan 2023.
“Saat ini persiapan sudah on track, dan telah dilakukan kunjungan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2022 lalu untuk meninjau persiapan showcase G20,” kata Erick.
Hadirnya KCJB menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki layanan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara. KCJB menjadi alternatif moda transportasi massal bagi masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, nyaman, dan aman.
Tidak hanya itu, proyek ini memberikan dampak sosial ekonomi dan lingkungan, antara lain berupa penciptaan lapangan pekerjaan, baik saat pembangunan proyek dan setelah pengoperasian, mengurangi kemacetan, mengurangi emisi dan penggunaan BBM.
Kemudian penghematan waktu perjalanan; potensi pengembangan kawasan baru/pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, peningkatan konektivitas dan kemudahan pengguna, peluang usaha, khususnya UMKM yang dapat menimbulkan multiplier effect, serta pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Polisi akan panggil PT Wika terkait pencurian besi kereta cepat
Baca juga: Presiden Terbuka Menerima Masukan Proyek Kereta Api Cepat
Menteri BUMN siap optimalkan kereta cepat pertama di Indonesia
Rabu, 16 November 2022 19:40 WIB