Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Andhika Permata mengatakan bahwa industri pernikahan berpotensi menjadi panggung bisnis, mengingat tingginya angka pernikahan di Jakarta.
"Kalau kita perhatikan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa di DKI Jakarta pada tahun 2021, terdata sejumlah 48.302 pernikahan. Tentunya, ini memberikan indikasi bahwa industri pernikahan berpotensi jadi panggung bisnis di Indonesia," kata Andhika dalam acara pembukaan Culinary Wedding Festival 2023 di Gedung Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Jumat.
Selain itu, Andhika juga mengatakan bahwa di zaman sekarang, banyak pasangan yang mempersiapkan resepsi pernikahan mereka dengan sangat serius dan menggunakan jasa perencana pernikahan (wedding planner/wedding organizer).
Melihat hal tersebut, Andhika mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sangat mendukung pertumbuhan industri pernikahan. Apalagi, menurut dia, sebagian besar pelaku industri pernikahan berasal dari usaha kecil, dan menengah (UKM).
Baca juga: Kemendikbud memulai gerakan "pernikahan massal" vokasi dan industri
Andhika memaparkan bahwa berdasarkan data, setiap satu acara pernikahan biasanya dapat menyerap hingga sekitar 70 orang tenaga kerja. Sedangkan pernikahan yang digelar dengan sangat besar dan megah dapat menyerap hingga 200 orang tenaga kerja.
Ia pun memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Culinary Wedding Festival 2023 yang berlangsung pada 3-5 Februari oleh Sasana Kriya, yang dapat memberikan semangat kepada para pelaku usaha di industri pernikahan.
"Bisa dilihat bersama bahwa semua entitas yang hadir pada festival ini juga memberikan semangat bagi kita semua bahwa industri pernikahan ini merupakan salah satu platform industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja," imbuh Andhika.
Lebih lanjut, Andhika mengatakan bahwa kebangkitan industri pernikahan tak hanya dinantikan oleh masyarakat yang bekerja pada sektor tersebut, namun lebih luas lagi sebab tentu akan berkontribusi pada perbaikan ekonomi pasca pandemi COVID-19.