Sintang (ANTARA) - Sekda Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah menjelaskan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang fokus melaksanakan tiga program utama yaitu penanganan sanitasi, air bersih dan ketahanan pangan, sehingga Kabupaten tersebut mampu menurunkan angka stunting. Dimana angka stunting Sintang yang semula persen dari 38,2, persen di tahun 2021, kini menurut data SSGI turun menjadi 19,5 di tahun 2022.
"Sejak tahun 2018 kami fokus melaksanakan tiga program dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Sintang yaitu ketahanan pangan, sanitasi dan air bersih," kata Sekda Sintang, Yosepha saat di temui di Sintang, Kamis.
Yosepha mengatakan, tahun ini program tersebut akan dilakukan semakin gencar. Untuk sanitasi dan air bersih semua desa-desa di setiap kecamatan telah kami targetkan realisasinya. Hal ini bertujuan agar desa-desa di setiap Kecamatan di Sintang akan menjadi desa bersih dan desa bebas jamban di sungai.
"Penekanan terhadap program ini jelas secara bertahap semua keluarga harus punya jamban di rumah," ungkap Sekda Sintang.
Di katakannya, tak menutupi kemungkinan pelaksanaan program tersebut di lapangan masih menemukan kendala.
"Beberapa kendala masih dijumpai dalam pelaksanaan program tersebut, seperti domisili warga di bantaran sungai dan jarak dari rumah ke rumah masih berjauhan. Sehingga saat dilakukan sosialisasi mengalami kesulitan. Ditambah lagi masih ada warga kita yang kurang mampu," ucap Yosepha.
Untuk itu, ia meminta seluruh pihak dapat terlibat dalam penanganan stunting. Pihak desa juga didorong untuk dapat membantu menangani percepatan penurunan stunting melalui ADD.
"Perusahaan swasta juga kami minta agar dapat bantu melalui program CSR nya. Dan, jika semuanya berjalan berbarengan, saya optimis di 2023 angka stunting itu akan turun dan di 2024 mendatang target 14 persen angka stunting oleh pemerintah pusat dapat dicapai Sintang, bahkan capaian angka itu bisa dikatakan bawah 14 persen," tutup Sekda Sintang.