Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, membahas mengenai realisasi pertumbuhan ekonomi dan kriteria-kriteria pemimpin Indonesia ke depan.
“Kata Pak Presiden, pemimpin ke depan itu harus berani, punya nyali, dan konsisten menghadapi situasi global yang tidak menentu ini,” kata Direktur Pemberitaan LKBN Antara Irfan Junaidi setelah pertemuan.
Menurut Irfan, Presiden Jokowi menganalogikan perjalanan bangsa ke depan seperti lari marathon di mana pemimpin bangsa harus memiliki daya tahan yang tinggi untuk menghadapi tantangan dan ketidakpastian global.
“Itu yang akan kita jalani itu bukan lari pagi, tapi seperti marathon, butuh endurance, butuh daya tahan, sebatas itu saja, jadi (Presiden) tidak menyebut satu karakter atau tokoh tertentu yang beliau sampaikan,” kata Irfan.
Kemudian, Presiden Jokowi juga menjabarkan mengenai realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada kuartal II 2023 mencapai 5,17 persen (year on year/yoy). Dalam komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi itu, kata Irfan, konsumsi masyarakat masih menjadi penopang. Namun, Presiden juga menyoroti masih terjadinya ketimpangan struktur ekonomi.
“Beliau (Presiden) memberi catatan soalnya ada problem soal ketimpangan dalam pertumbuhan itu karena Jawa masih 57 persen, luar Jawa 43 persen,” ujar Irfan.
Presiden dan para pemred juga mendiskusikan mengenai perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Presiden berharap bahwa 2023 merupakan tahun terakhir puncak peringatan HUT RI digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pada 2024, Kepala Negara ingin puncak peringatan HUT RI dapat digelar di Istana Presiden di IKN, Kalimantan Timur.
“Perkembangan IKN, dan menjadikan 17 Agustusan nanti setelah ini, besok (Agustus 2023) diharapkan yang terakhir, kemudian tahun berikutnya di IKN,” kata Irfan.
Kepala Negara, ujar Irfan, juga menyampaikan sudah banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya dalam pembangunan IKN. Selain itu, Presiden juga mengutarakan niatnya untuk menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung sebelum diresmikan dan dioperasikan untuk publik.
Irfan menjelaskan pertemuan antara Presiden dengan para pemred berlangsung santai dan diselingi makan siang bersama. Terdapat belasan pemred yang mengikuti pertemuan selama dua jam lebih tersebut.
“(Makan siangnya) enak. Favorit di sini tuh bakso, siomay, kemudian ada kue-kue, jajanan, lapis, pukis, rujak, emping-emping, sama yang paling enak tuh es kopyornya itu. Top,” ujarnya.