Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus melakukan perubahan tata kelola pembangunan kesehatan melalui transformasi sistem pelayanan yang mengusung penampilan, khususnya transformasi layanan rujukan.
"Pada transformasi layanan rujukan yang berfokus pada pelayanan kesehatan, di mana penyebab kematian tertinggi dan berkontribusi pada 90 persen dari pembiayaan katastropik paling besar, yaitu pada jantung, stroke, kanker, ginjal, diabetes melitus, kesehatan ibu dan anak, tuberkulosis, serta penyakit infeksi emerging," kata Gubernur Kalbar Sutarmidji di Pontianak, Selasa.
Dia menjelaskan transformasi layanan rujukan untuk meningkatkan akses dan kualitas rumah sakit dengan mengembangkan layanan unggulan melalui program pengakuan jejaring layanan prioritas di 10 layanan prioritas, di antaranya layanan kanker, jantung, pembuluh darah, kesehatan ibu dan anak.
"Kanker yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dengan kasus terbanyak di Indonesia yang di antaranya adalah kanker paru, serviks, dan payudara," ujarnya.
Hal ini umumnya dikarenakan keterlambatan diagnosis yang dipenuhi, antara lain dengan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan rujukan, kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit, dan waktu tunggu yang lama, serta kurangnya alat kesehatan dan keterbatasan dokter spesialis, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mendiagnosa penyakit yang belum optimal.
Selain kanker, katanya, penyakit jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian global selama 15 tahun terakhir ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setidaknya 17,9 juta jiwa atau setara dengan 31 persen kematian global meninggal akibat penyakit jantung kardiovaskular.
"Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah disebabkan belum meratanya pelayanan kardiovaskular di Indonesia yang disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia yang mumpuni. Sarana prasarana alat kesehatan yang seharusnya ini sudah merupakan hal yang penting dalam membangun pelayanan kardiovaskular di Indonesia," kata dia.
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI drg. Yuli Astuti Saripawan mengapresiasi langkah Pemprov Kalbar yang terus berbenah dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan.
"Managemen rumah sakit saat ini dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas layanan. Pelayanan di rumah sakit harus dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur agar penyelenggaraan rumah sakit dapat terselenggara secara bermutu, efisien dan efektif," katanya.
Apresiasi yang tinggi, kata dia, juga disampaikan kepada Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dan seluruh pihak RSUD Dr. Soedarso Pontianak yang telah menyumbangkan layanan unggulan.
"Diharapkan dengan adanya pembangunan gedung tersebut dapat meningkatkan layanan dan mutu di Rumah Sakit Dr. Soedarso serta Rumah Sakit Soedarso yang saat ini sudah ditetapkan sebagai rumah sakit kelas A sebagai rujukan tertinggi di Kalimantan Barat," ujar mantan Direktur RSUD Soedarso Pontianak ini.