Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa digitalisasi di desa memiliki banyak manfaat, mulai dari mengatasi persoalan stunting hingga mengurangi dampak atau mitigasi bencana.
"Stunting bisa ditangani dengan digitalisasi, informasinya bisa diakses dengan waktu yang sangat pendek. Segala permasalahan yang muncul di desa bisa ditangani, termasuk mitigasi bencana. Nanti, digitalisasi ini kemudian dikembangkan untuk desa-desa rawan bencana. Banyak alat-alat yang sudah bisa dibuat diterapkan di desa untuk deteksi dini bencana," kata Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar.
Hal tersebut dia sampaikan kepada wartawan usai menutup kegiatan Bimbingan Teknis Kader Digital Desa Cerdas Fase III Tahun 2024 di Jakarta, Sabtu malam.
Sejalan dengan itu, Kemendes PDTT memiliki program Desa Digital yang diharapkan mampu mempercepat pembangunan desa secara maksimal, termasuk melalui digitalisasi.
Bimtek Kader Digital, ujarnya, juga termasuk salah satu pengembangan dari program Desa Digital.
"Nah, hari ini bagian dari semua proses itu. Agar digitalisasi desa bisa dilakukan dengan cepat, maka ada program-program yang dilakukan oleh pemerintahan desa, di antaranya adalah pelatihan atau pembimbingan teknis untuk kader desa digital," ucapnya.
Sebelumnya, ia telah menyampaikan harapannya agar para kader digital desa mengimplementasikan pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh bimtek kader digital desa itu.
"Segera implementasikan seluruh pengetahuan yang telah dilatih di bimtek ini. Judulnya sudah jelas, bimtek, kependekan dari bimbingan teknis. Teknis itu berarti implementatif, bukan materi," kata dia.
Gus Halim mengajak kader digital desa beserta pemerintah desa dan masyarakat desa agar bersama-sama ikut membangun desa.
Di samping itu, ia mengajak seluruh kader desa yang mengikuti bimtek fase III itu agar tetap menjaga ikatan kekeluargaan yang telah terjalin selama mereka mengikuti bimtek 10 hari di Jakarta.
Di samping itu, ia mengajak seluruh kader desa yang mengikuti bimtek fase III itu agar tetap menjaga ikatan kekeluargaan yang telah terjalin selama mereka mengikuti bimtek 10 hari di Jakarta.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Landak bentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah
Baca juga: Bupati Ketapang apresiasi Program Digitalisasi Desa Sungai Awan Kiri