Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat melatih sebanyak 24 ibu rumah tangga dan membantu mesin jahit sebagai upaya meningkatkan keterampilan dan memberikan peluang ekonomi ke para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga.
"Pelatihan menjahit ini menyasar perempuan rawan sosial ekonomi sebagai upaya strategis dalam mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan ekonomi masyarakat," ujar Sekda Kota Pontianak, Amirullah di Pontianak, Jumat.
Baca juga: Pemkot Tangsel beri Rp1,8 juta untuk anak yang tidak diterima di SMP negeri
Amirullah berpesan setiap penerima dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Ke depan, Amirullah ingin ada kerjasama dari pengusaha jahit dengan penjahit binaan Pemkot Pontianak ini. Ia mengajak pengusaha jahit memberdayakan para penjahit yang telah mengikuti pelatihan.
“Kami tadi juga mengundang para pengusaha jahit, kami ajak mereka untuk bermitra dengan penjahit binaan Pemkot Pontianak. Harapannya juga ada pertumbuhan ekonomi dan bisa mandiri,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pontianak, Trisnawati menjelaskan dalam kegiatan diikuti 24 peserta yang telah melewati seleksi ketat dari 120 pendaftar. Peserta masing - masing juga mendapat satu unit mesin jahit.
Untuk pelatihan berlangsung selama 20 hari dan difokuskan untuk memberdayakan perempuan yang berada dalam kondisi sosial ekonomi rentan, khususnya mereka yang menjadi kepala keluarga karena suami meninggal atau tidak lagi bisa bekerja.
Trisnawati juga menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antara Dinas Sosial Pontianak , Dinas Pendidikan Kota Pontianak dan lembaga-lembaga terkait di Pontianak.
Baca juga: Korban banjir di Padang butuh bantuan makanan
"Kegiatan ini sangat penting karena tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi bagi para peserta. Kami berharap hasil dari pelatihan ini dapat membantu ibu-ibu untuk mandiri secara ekonomi dan bisa mengentaskan diri serta keluarga dari kemiskinan," kata dia.
Samsumiati (51) adalah ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat. Sejak 2019, tuntutan hidup memaksanya harus berdagang. Ia menjadi satu di antara puluhan peserta pelatihan menjahit oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak lewat Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pontianak.
“Saya berjualan apa saja tergantung pesanan, misalnya kerajinan dan kue. Tergantung pesanan,” kata Sam, sapaan karibnya.