Cianjur (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Jawa Barat menurunkan tim ke SMP 3 Tanggeung, untuk memastikan penyebab ambruknya laboratorium yang baru dibangun dua tahun lalu pada Jumat (25/10).
Kepala Disdikpora Cianjur Ruhli Solehudin di Cianjur Senin mengatakan, setelah laporan masuk dari tim pihaknya akan segera mengajukan perbaikan agar aktivitas belajar mengajar di SMPN 3 Tanggeung dapat berjalan normal.
"Meski bukan ruang kelas tapi tetap dibutuhkan untuk memaksimalkan pembelajaran, kami akan segera mengajukan perbaikan di tahun depan agar proses belajar mengajar kembali normal," katanya.
Dugaan sementara, katanya, ambruknya bangunan laboratorium komputer itu, akibat bencana alam gempa yang kerap melanda Cianjur selama beberapa bulan terakhir, sehingga memicu ambruknya bangunan selain kualitas konstruksi yang tidak maksimal.
Bahkan pihak sekolah sudah memindahkan peralatan komputer yang ada di dalam ruangan sejak jauh hari karena melihat kondisi bagian atap yang mulai turun, sehingga tidak ada korban jiwa atau kerugian materi lainnya kecuali gedung yang ambruk.
"Kita tunggu laporan dari tim, nanti akan dilaporkan ke Bupati Cianjur, dengan harapan pembangunan kembali dapat dilakukan di awal tahun," katanya.
Kepala SMPN 3 Tanggeung Ernawati mengatakan, ambruknya bangunan laboratorium komputer itu terjadi pada Jumat siang sekitar pukul 13.00 WIB, namun baru viral di media sosial pada Minggu (27/10).
Bangunan yang berdiri pada tahun 2022 itu sejak 6 bulan terakhir sudah tidak digunakan, karena pondasi bagian atap bangunan sudah rapuh dan dikhawatirkan ambruk sewaktu-waktu terlebih sudah memasuki musim hujan, sehingga seluruh peralatan di dalamnya dipindahkan ke ruangan lain.
"Kondisi bangunannya sudah rusak dan nyaris ambruk sejak saya pertama kali masuk sebagai kepala sekolah enam bulan lalu, sehingga saya minta seluruh unit komputer di ruangan tersebut dipindahkan dan ruangannya tidak dipergunakan," katanya.
Saat kejadian ambruknya ruangan tersebut, seluruh siswa sudah pulang dan tidak ada kegiatan belajar atau kegiatan ekstrakurikuler karena hari Jumat, namun ambruknya bangunan tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.
"Proses belajar mengajar tetap normal karena dari enam ruang kelas tidak ada yang terdampak, harapan kami bangunan yang ambruk dapat segera dibangun kembali," katanya.