Semarang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan akan terjadi cuaca ekstrem di sejumlah daerah di Jawa Tengah pada 16-23 Desember mendatang.
"Kami sengaja ke Jateng karena eskalasinya menguat. Ini berarti tanggul-tanggul yang ada itu harus diperkuat," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, di Semarang, Jumat.
Hal tersebut disampaikannya saat berkoordinasi dengan Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana di Kantornya Gubernur Jateng, Semarang.
Menurut dia, sejumlah daerah di Jateng yang diperkirakan mengalami cuaca ekstrem, di antaranya Jepara, Pemalang, Pekalongan, Tegal, hingga Brebes.
Ia mengatakan bahwa sejumlah tanggul di Jateng memang sudah diperkuat konstruksinya, namun koordinasi dengan sejumlah balai wilayah sungai harus tetap dilakukan sebagai upaya pencegahan banjir.
Meskipun berbagai upaya mitigasi telah dilakukan oleh pemerintah, Dwikorita meminta masyarakat diminta tetap waspada dan mematuhi apa yang disampaikan oleh pemerintah.
Sementara itu, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana menyampaikan terimakasih kepada BMKG yang telah memberi peringatan atas situasi yang dialami wilayah tersebut dalam sepekan ke depan.
"Kami banyak berterima kasih kepada BMKG dengan adanya 'warning' saat ini. Kami telah mempersiapkan antisipasi berbagai hal yang akan terjadi," katanya.
Beberapa langkah yang telah dilakukan, antara lain memastikan kesiapan relawan melalui apel siaga yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng beberapa waktu lalu.
Selain itu, kata dia, memastikan kondisi peralatan yang digunakan ketika menghadapi bencana melalui langkah koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kami sudah minta bantuan untuk TMC (teknologi modifikasi cuaca) dengan BMKG dan BNPB guna melakukan modifikasi cuaca. Sekarang sudah hari ketiga," katanya.
Dengan modifikasi cuaca, ia berharap dapat memecah potensi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi di sejumlah wilayah karena tak ingin kejadian banjir, seperti di Demak dan Grobogan tahun lalu tak terulang.