Jenewa (ANTARA) - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengungkapkan keterkejutan dan kekhawatiran atas penemuan dua kuburan massal di Libya yang berisi jasad puluhan migran.
Badan PBB tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (10/2) bahwa 19 jasad, beberapa dengan luka tembak, ditemukan di Jikharra, sekitar 440 kilometer tenggara Benghazi, sementara setidaknya 30 jasad lainnya ditemukan di sebuah kuburan massal di Gurun Al-Kufra di Libya tenggara.
Diyakini kuburan kedua itu mungkin berisi hingga 70 jenazah, tambahnya.
Meskipun penyebab kematian dan kewarganegaraan mereka masih belum diketahui, IOM menjelaskan bahwa lokasi kuburan tersebut ditemukan setelah polisi melakukan penggerebekan yang menyelamatkan ratusan migran dari para penyelundup.
"Kehilangan nyawa menjadi pengingat tragis akan bahaya yang dihadapi para migran yang menempuh perjalanan berbahaya," kata Kepala Misi IOM di Libya, Nicoletta Giordano.
"Terlalu banyak migran yang dalam perjalanan ini yang mengalami eksploitasi berat, kekerasan, dan penyiksaan, yang menegaskan perlunya memprioritaskan hak asasi manusia dan melindungi mereka yang berisiko,” lanjutnya.
Sembari mengakui upaya otoritas Libya dalam menyelidiki kematian tersebut, IOM juga mendesak mereka untuk memastikan pemulihan jenazah yang bermartabat, melakukan identifikasi, serta pemindahan jenazah para migran yang meninggal, sambil memberi tahu dan membantu keluarga mereka.
Sebelumnya pada Maret lalu, 65 jasad migran ditemukan dalam kuburan massal di bagian barat daya dari Libya.
Menurut Proyek Migran Hilang IOM, dari 965 kasus kematian dan hilangnya migran yang tercatat di Libya sepanjang 2024, lebih dari 22 persen terjadi di jalur darat.
"IOM mendesak semua pemerintah dan otoritas di sepanjang rute untuk memperkuat kerja sama regional guna melindungi dan menjaga keselamatan para migran, tanpa memandang status mereka, di semua tahap perjalanan mereka," demikian menurut pernyataan IOM.
Sumber: Anadolu