Pontianak (ANTARA) - Polres Kubu Raya memulai pelaksanaan Operasi Premanisme sebagai tindak lanjut dari arahan Asisten Kapolri untuk mewaspadai adanya Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang berkedok debt collector.
"Sesuai arahan Kapolri, operasi ini menekankan pentingnya strategi preemtif guna menekan praktik premanisme yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Ia meminta satuan tugas melakukan patroli rutin setiap hari, terutama pada jam-jam rawan, di lokasi yang kerap terjadi dugaan pungutan liar (pungli)," kata Kapolres Kubu Raya, AKBP Kadek Ary Mahardika saat mengikuti rapat koordinasi virtual bersama Mabes Polri, di Sugai Raya, Jumat.
Kadek Ary juga mengingatkan jajaran intelijen untuk mewaspadai kemungkinan adanya keterlibatan oknum tertentu dalam jaringan premanisme. Ia meminta pemetaan menyeluruh terhadap pola-pola dan modus operandi yang berkembang.
"Tidak menutup kemungkinan ada oknum yang terlibat. Ini perlu diantisipasi dengan cermat oleh satuan intelijen," tuturnya.
Lebih lanjut, Kapolres menggarisbawahi maraknya organisasi masyarakat (ormas) yang menyamar sebagai debt collector dan melakukan penarikan kendaraan secara paksa, bahkan dengan kekerasan.
"Banyak ormas yang beroperasi sebagai debt collector ilegal, melakukan penarikan kendaraan di jalan dengan cara preman. Ini harus menjadi perhatian serius," kata dia.
Kadek Ary juga menilai praktik premanisme tak hanya mengancam kamtibmas, tapi juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan memicu konflik sosial. Karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk dengan tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan di wilayah hukum Polres Kubu Raya.
"Kami akan melibatkan stakeholder dan tokoh masyarakat untuk menangani persoalan ini secara menyeluruh," katanya.
Sebagai bagian dari strategi besar, Kapolres mendorong tiga pendekatan utama yakni: preemtif, preventif, dan penegakan hukum (gakkum) dalam rangka menciptakan situasi keamanan yang kondusif di tengah masyarakat.